PENGARUH KETERBUKAAN GELOMBANG DAN ZONA PASANG SURUT TERHADAP BIOMASSA LAMUN DI PULAU BARRANGCADDI


ASIRAH, NURUL (2019) PENGARUH KETERBUKAAN GELOMBANG DAN ZONA PASANG SURUT TERHADAP BIOMASSA LAMUN DI PULAU BARRANGCADDI. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
19_L11114304(FILEminimizer)..ok cover.jpg

Download (231kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
19_L11114304(FILEminimizer)..ok 1-2.pdf

Download (902kB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
19_L11114304(FILEminimizer)..ok dapus-lam.pdf

Download (362kB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
19_L11114304(FILEminimizer)..ok.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract (Abstrak)

NURUL ASIRAH. L111 14 304. “Pengaruh Keterbukaan Gelombang dan Zona Pasang Surut Terhadap Biomassa Lamun di Pulau Barrangcaddi”. Dimbimbing oleh CHAIR RANI sebagai pembimbing utama dan MAHATMA LANURU sebagai pembimbing pendamping.
Ekosistem padang lamun sebagai ekosistem yang memiliki produktivitas yang tinggi dilihat dari peranannya sebagai habitat dan naungan berbagai biota yang membentuk jaring-jaring makanan yang sangat kompleks. Laju produktivitas ekosistem padang lamun diartikan sebagai pertambahan biomassa lamun selang waktu tertentu dengan laju produktivitas yang sering dinyatakan dengan satuan berat kering per m2 (gbk/ m2). Biomassa dan morfologi lamun dapat terpengaruh akibat beberapa faktor seperti keterbukan gelombang dan zona pasang surut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keterbukaan perairan dan setiap zona pasang surut terhadap biomassa dan morfometrik lamun, serta menganalisis keterkaitan ukuran butir sedimen terhadap biomassa lamun. Dalam penelitian ini, lokasi penelitian dibagi ke dalam 2 stasiun yaitu Stasiun 1 (Terbuka) dan Stasiun 2 (Terlindung). Pada Stasiun 1 (Terbuka) dibagi menjadi 2 zona pasang surut yaitu (Intertidal dan Subtidal), sedangkan untuk Stasiun 2 (Terlindung) hanya ada zona subtidal. Pengambilan data lamun dilakukan dengan menggunakan transek kuadran 50 cm x 50 cm sepanjang transek garis, dan setiap penempatan transek kuadran dilakukan juga pengukuran faktor oseanografi fisika seperti suhu, salinitas, kecepatan arus, sedangkan untuk setiap penempatan transek garis dilakukan pengukuran gelombang, pengambilan sampel air dan sedimen. Analisis data untuk perbandingan biomassa atas dan bawah serta morfometrik berdasarkan Stasiun dan zona pasang surut dianalisis menggunakan Uji-t Independent. Sedangkan untuk melihat hubungan ukuran butir sedimen dengan biomassa menggunakan analisis regresi linear. Hasil Penelitian menunjukkan morfometrik C.rotundata tidak terpengaruh kecuali ketebalan daun, sedang biomassa atas terdapat perbedaan dan biomassa bawah tidak terdapat perbedaan oleh keterbukaan gelombang. Pada zona pasang surut morfometrik E. acoroides dan C. rotundata lebih besar pada zona subtidal, sedangkan T. hemprichii lebih besar pada zona intertidal. Sedangkan untuk biomassa hanya pada aspek biomassa bawah jenis E. acoroides dan C.rotundata untuk biomassa atas tidak terdapat perbedaan. Hubungan ukuran butir sedimen Jenis C. rotundata pada biomassa atas sebesar 64% sedangkan biomassa bawah sebesar 37%. Untuk jenis H. uninervis biomassa atas sebesar 31% sedangkan biomassa bawah sebesar 24%.
Kata Kunci : Lamun, Biomassa, Morfometrik, Gelombang, Zona Pasang Surut, Pulau

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Q Science > Q Science (General)
Depositing User: S.Sos Rasman -
Date Deposited: 08 Jun 2021 01:48
Last Modified: 08 Jun 2021 01:48
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/4871

Actions (login required)

View Item
View Item