Rosita, Intan (2025) stigma pernikahan anak di desa ajallasse kecamatan cenrana kabupaten bone = stigma of child marriage in ajallasse village, cenrana district, bone regency. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
![[thumbnail of Cover]](/48645/1.hassmallThumbnailVersion/E042221007-1TyAsIKzOSUpXWhn-20250319155320.jpg)

E042221007-1TyAsIKzOSUpXWhn-20250319155320.jpg
Download (37kB) | Preview
![[thumbnail of Bab 1-2]](/style/images/fileicons/text.png)
E042221007-1-2.pdf
Download (156kB)
![[thumbnail of Dapus]](/style/images/fileicons/text.png)
E042221007-dp.pdf
Download (94kB)
![[thumbnail of Full Text]](/style/images/fileicons/text.png)
E042221007-full text.pdf
Restricted to Repository staff only until 15 March 2027.
Download (772kB)
Abstract (Abstrak)
Pernikahan anak merupakan pernikahan yang dilakukan oleh kedua mempelai atau salah satunya berusia di bawah 18 tahun. Pernikahan anak merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Meskipun undang-undang melarangnya, namun praktik tersebut masih marak terjadi: Secara global, satu dari lima anak perempuan menikah secara resmi atau dalam ikatan informal, sebelum mencapai usia 18 tahun. Pernikahan anak yang sering terjadi menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, hal ini juga menimbulkan stigma terhadap pelaku pernikahan anak. Beberapa literatur yang ada membahas tentang penyebab munculnya stigma, namun sedikit penelitian yang membahas tentang dampak stigma terhadap pelaku pernikahan anak. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas lebih lanjut tentang respon pelaku pernikahan anak terhadap stigma yang dialami. Penelitian kualitatif ini dilakukan di Desa Ajjalasse, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Bone. Pelaku pernikahan anak yang menjadi informan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam dan observasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa bentuk stigma terhadap pelaku pernikahan anak terdiri dari ketidakpantasan, materialisme, dan kegenitan. Stigma yang dialami oleh pelaku perkawinan anak berdampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan mereka, terutama dari segi sosial dan psikologis. Dari segi kehidupan sosial, para informan merasa terisolasi dan akhirnya mengisolasi diri dari lingkungan sosial. Dampak psikologis dari stigma tersebut menimbulkan perasaan tertekan, malu, merasa tidak berharga, dan merasa tidak berguna. Respon terhadap stigma yang dialami oleh pelaku perkawinan anak adalah bersikap acuh/tidak peduli dan berusaha untuk berpikir positif.
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | stigma, pernikahan anak, bentuk, dampak, respon |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi Sosial |
Depositing User: | Unnamed user with username pkl2 |
Date Deposited: | 27 Aug 2025 03:55 |
Last Modified: | 27 Aug 2025 03:55 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/48645 |