Pemodelan dan Simulasi Genangan Banjir pada Daerah Aliran Sungai Mata Allo utuk Mitigasi Bencana = Modelling and Simulation of Flood Inundation in the Mata Allo Watershed for Disaster Mitigation

Buruknya pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) akan mempengaruhi keseluruhan ekosistemnya. Kondisi ini akan memberi dampak berupa bencana banjir. Banjir menjadi salah satu gangguan terhadap komunitas yang mengakibatkan hilangnya nyawa, kerugian material, dampak ekonomi dan kerusakan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti eksploitasi hutan, aktivitas manusia, pola tata ruang yang tak sesuai, sistem drainase yang buruk, kurangnya tindakan mitigasi, dan minimnya kesadaran masyarakat. Peristiwa banjir yang semakin meningkat akan sangat merugikan berbagai lapisan masyarakat. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengidentifikasi sebaran daerah terdampak genangan banjir pada Sub DAS Mata Allo menggunakan pemodelan hidrologi berbasis spasial digunakan sebagai dasar informasi dalam pertimbangan dan perencanaan sistem pengurangan atau pengendalian banjir pada Sub DAS Mata Allo. Melalui pemanfaatan model SWAT, penelitian ini membangun skenario hidrologi melalui informasi berupa kondisi topografi, penutupan lahan, tanah dan iklim kemudian analisis pola pola aliran sungai menggunakan bantuan software HEC-RAS guna mengetahui simulasi banjir secara lebih rinci di wilayah kajian. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penutupan lahan dan iklim berpengaruh sangat signifikan terhadap model banjir yang diperoleh. Model banjir tahun 2024 menggenangi pemukiman, pertanian lahan kering, savana/padang rumput dan semak belukar. Pada tahun tersebut terdapat 5 kecamatan yang tergenang banjir yaitu Alla, Anggeraja, Baraka, Baroko dan Enrekang. Sedangkan pada tahun 2034 banjir akan meningkat dan tetap menggenangi kelima kecamatan tersebut namun mulai menggenangi penutupan lahan tanah terbuka. Sebaran banjir di Sub DAS Mata Allo, seluas 189,67 ha pada Kecamatan, Alla, Anggeraja, Baraka, Baroko dan Enrekang. Sedangkan pada tahun proyeksi, di perkirakan banjir di tahun 2034 kembali menggenangi kelima kecamatan tersebut, namun mengalami pertambahan total luas banjir menjadi 327,72 ha dengan menggenangi paling banyak daerah pemukiman dan pertanian lahan kering masing-masing 175,65 ha dan 106,79 ha.