Analisis Vegetasi dan Nilai Produktivitas Agrisilvikultur Berbasis Kopi dan Kakao di Kelurahan Garassi, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa = Vegetation Analysis and Productivity Value of Coffee and Cocoa-Based Agrisilviculture in Garassi Village, Tinggimoncong District, Gowa Regency


ASRI, ASRI (2025) Analisis Vegetasi dan Nilai Produktivitas Agrisilvikultur Berbasis Kopi dan Kakao di Kelurahan Garassi, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa = Vegetation Analysis and Productivity Value of Coffee and Cocoa-Based Agrisilviculture in Garassi Village, Tinggimoncong District, Gowa Regency. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
M011201143-RkjlNrxXwPBEaYsU-20250312235514.jpg

Download (367kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
M011201143-YSf7wVEBIltRvaZh-20250312235514.pdf

Download (187kB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
M011201143-ruK7DBLYGq2bQFEN-20250312235514.pdf

Download (90kB)
[thumbnail of Fulltext] Text (Fulltext)
M011201143-M2mWE5sTy0DzXboO-20250312235514.pdf
Restricted to Repository staff only until 26 February 2027.

Download (2MB)

Abstract (Abstrak)

Agrisilvikultur adalah kombinasi antara komponen kehutanan dan pertanian yang diterapkan untuk meningkatkan keanekaragaman vegetasi dan produktivitas lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keanekaragaman jenis vegetasi dan produktivitas lahan agrisilvikultur yang diterapkan oleh masyarakat di Kelurahan Garassi, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 30 petani yang menerapkan sistem agrisilvikultur, serta pengamatan dan pengukuran pada plot berukuran 20 m × 20 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 56 jenis tanaman dalam sistem agrisilvikultur, terdiri dari 20 jenis tumbuhan tingkat pancang, tiang, dan pohon serta 17 jenis tingkat semai dalam sistem agrisilvikultur kakao, sementara sistem agrisilvikultur kopi memiliki 7 jenis tumbuhan tingkat pancang, tiang, dan pohon serta 15 jenis tingkat semai. Berdasarkan indeks keanekaragaman (H’), sistem agrisilvikultur kakao memiliki keanekaragaman lebih tinggi dibandingkan sistem agrisilvikultur kopi, dengan nilai H’ masing-masing sebesar 2,17 dan 2,48 untuk tingkat pohon, tiang, pancang, dan tingkat semai. Sementara itu, dalam sistem agrisilvikultur kopi, nilai H’ pada tingkat pohon, tiang, dan pancang sebesar 1,50 dan pada tingkat semai sebesar 2,17. Semua nilai ini tergolong dalam kategori sedang, yang menunjukkan komunitas tumbuhan cukup beragam dan stabil. Dari segi produktivitas, sistem agrisilvikultur kakao memiliki rata-rata produktivitas tanaman pertanian yang lebih tinggi, yaitu Rp 17.380.000/ha/tahun, dibandingkan dengan sistem agrisilvikultur kopi yang mencapai Rp 9.848.333/ha/tahun. Potensi produktivitas tanaman kehutanan dalam sistem agrisilvikultur kakao sebesar Rp 2.457.399/ha/tahun, sedangkan dalam sistem agrisilvikultur kopi sebesar Rp 1.464.085/ha/tahun. Dengan demikian, sistem agrisilvikultur kakao menunjukkan keanekaragaman jenis dan produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan sistem agrisilvikultur kopi.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Agrisilvikultur, Keanekaragaman Jenis, Indeks Keanekaragaman, Produktivitas
Subjects: S Agriculture > SD Forestry
Divisions (Program Studi): Fakultas Kehutanan > Kehutanan
Depositing User: Nasyir Nompo
Date Deposited: 15 Aug 2025 06:41
Last Modified: 15 Aug 2025 06:43
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/48355

Actions (login required)

View Item
View Item