GAMBARAN KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI (SELF-CARE) PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 MAKASSAR

Latar Belakang : Anak berkebutuhan khusus (ABK) menghadapi tantangan dalam kemampuan perawatan diri (self-care), yang penting untuk kemandirian dan kualitas hidup. Dengan prevalensi yang tinggi, dukungan khusus dari keluarga dan lingkungan sangat dibutuhkan, terutama untuk anak dengan disabilitas intelektual dan autisme. Namun, kajian terkait self-care pada ABK di berbagai jenis disabilitas, khususnya di SLB Negeri 1 Makassar, masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi celah tersebut. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kemampuan perawatan diri (self-care) pada anak berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Makassar. Metode : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan purposive sampling, melibatkan 133 orang tua anak berkebutuhan khusus di SLB Negeri 1 Makassar. Data dikumpulkan melalui kuesioner self-care agency berbasis teori Orem, dengan validitas 0,444 dan reliabilitas 0,980. Responden menjawab dalam skala Guttman ("Ya/Tidak"), dan tingkat kemandirian dikategorikan sebagai baik (27-35), cukup (21-26), atau kurang (<20). Hasil : Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar siswa di SLB Negeri 1 Makassar memiliki kemampuan Self-Care yang baik yaitu sebanyak 62 anak, diikuti dengan kemampuan Self-Care cukup sebanyak 49 anak dan 22 anak lainnya memiliki kemampuan Self-Care yang kurang. Kesimpulan dan Saran : Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas anak berkebutuhan khusus di SLBN 1 Makassar memiliki kemampuan perawatan diri yang baik, terutama pada anak tunarungu dan tunagrahita. Pemerintah dan sekolah dapat memberikan pelatihan berbasis teknologi dan program pendampingan khusus bagi anak, serta edukasi kepada orang tua mengenai cara mendukung pengembangan kemandirian anak di rumah dan sekolah.