HANAFI, ARINI MAYANG FAUNI (2025) Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Antibiotik Kotrimoksazol dan Seftriakson pada Pasien Anak dengan Diare Akut di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar = Cost Effectiveness Analysis of the Use of Kotrimoxazole and Ceftriaxone Antibiotics in Pediatric Patients with Acute Diarrhea at the Inpatient Installation of Dr. Tadjuddin Chalid Hospital Makassar. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
![[thumbnail of Cover]](/48220/1.hassmallThumbnailVersion/N011211138-SKRIPSI-COVER.png)

N011211138-SKRIPSI-COVER.png
Download (189kB) | Preview
![[thumbnail of Bab 1-2]](/style/images/fileicons/text.png)
N011211138-SKRIPSI-BAB 1-2(FILEminimizer).pdf
Download (126kB)
![[thumbnail of Dapus]](/style/images/fileicons/text.png)
N011211138-SKRIPSI-DAPUS(FILEminimizer).pdf
Download (52kB)
![[thumbnail of Full Text]](/style/images/fileicons/text.png)
N011211138-SKRIPSI-FULL TEXT(FILEminimizer).pdf
Restricted to Repository staff only until 5 June 2027.
Download (1MB)
Abstract (Abstrak)
Latar belakang. Diare adalah buang air besar lebih dari tiga kali dalam 24 jam, sering disertai darah, dan jika terjadi dalam waktu kurang dari dua minggu, disebut diare akut. Umumnya, penyebab diare adalah konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, atau parasit. Pengobatan diare dapat menggunakan antibiotik seperti kotrimoksazol, yang mengatasi infeksi bakteri, dan seftriakson yang efektif melawan protozoa dan bakteri anaerob. Seftriakson juga digunakan untuk mengobati diare akibat infeksi amuba dan giardiasis. Cost Effectiveness Analysis (CEA) adalah metode untuk mengukur biaya pengobatan dengan hasil kesehatan, seperti penyembuhan atau penyelamatan nyawa. Tujuan. Untuk mengetahui efektivitas terapi antibiotik kotrimoksazol dan seftriakson pada anak penderita diare akut di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menghitung nilai cost effectiveness dari penggunaan kedua obat tersebut dengan menggunakan metode Average Cost Effectiveness Ratio (ACER) dan Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER). Hasil. Diperoleh nilai ACER pada penggunaan antibiotik kotrimoksazol dan seftriakson berturut-turut yaitu sebesar Rp101.832,61 per pengobatan dan Rp30.444,63 per pengobatan. Hasil AEB dari antibiotik seftriakson dominan, sedangkan antibiotik kotrimoksazol didominasi. Pada hasil uji sensitivitas menunjukan biaya tindakan memiliki rentang yang paling panjang. Kesimpulan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah antibiotik seftriakson lebih cost-effective dibandingkan antibiotik kotrimoksazol.
Keyword : analisis efektivitas biaya; kotrimoksazol; seftriakson
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Cost-effectiveness analysis; cotrimoxazole; ceftriaxone. |
Subjects: | Q Science > Q Science (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Farmasi > Farmasi |
Depositing User: | Rasman |
Date Deposited: | 08 Aug 2025 00:40 |
Last Modified: | 08 Aug 2025 00:40 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/48220 |