Pengaruh Kombinasi Amoksisilin dan Riboflavin terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus = The Effect of the Combination of Amoxicillin and Riboflavin on the Growth of Staphylococcus aureus Bacteria

Latar Belakang. Resistensi Staphylococcus aureus terhadap amoksisilin merupakan tantangan besar dalam terapi antibiotik yang dapat diatasi dengan kombinasi antimikroba. Riboflavin diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap berbagai mikroorganisme, termasuk S. aureus. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi amoksisilin dan riboflavin terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus. Metode. Metode yang digunakan untuk penentuan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) adalah mikrodilusi checkerboard assay dengan 5 seri konsentrasi amoksisilin 25 µg/mL-1,5625 µg/mL serta riboflavin 2500 µg/mL-156,25 µg/mL yang disiapkan menggunakan seri pengenceran 2 kali lipat. Fractional Inhibitory Concentration Index dan faktor modulasi ditentukan berdasarkan nilai KHM tunggal dan kombinasi yang diperoleh. Hasil. Hasil uji KHM menunjukkan KHM amoksisilin tunggal, riboflavin tunggal, amoksisilin dalam kombinasi, dan riboflavin dalam kombinasi secara berturut-turut adalah 3,125 µg/mL, > 2500 µg/mL, 3,125 µg/mL dan 2500 µg/mL dengan nilai FICI > 2 dan faktor modulasi 0,0025. Kesimpulan. Riboflavin tidak dapat memodulasi aktivitas antibakteri amoksisilin terhadap S. aureus dengan sifat kombinasi indiferen.

Keyword : S. aureus; amoksisilin; riboflavin; FICI.