Pengaruh Beberapa Metode Ekstraksi terhadap Kadar Hesperidin dari Ekstrak Limbah Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantiifolia (Christm.) Swingle) = Effect of Several Extraction Method on Hesperidin Content of Lime Peel Waste Extract (Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle)

Latar belakang. Indonesia menghasilkan 53.377.386 kg jeruk nipis pada tahun 2023, namun dalam penggunaannya menghasilkan limbah kulit jeruk yang tidak termanfaatkan. Kulit jeruk memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber senyawa bioaktif hesperidin yang memiliki berbagai efek farmakologis. Untuk memperoleh senyawa tersebut perlu dilakukan ekstraksi dan perbedaan metode ekstraksi yang digunakan dapat mempengaruhi kadar senyawa hesperidin yang didapatkan. Tujuan. Mengetahui pengaruh beberapa metode ekstraksi terhadap kadar hesperidin dari ekstrak limbah kulit Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle. Metode. Ekstraksi kulit Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle dilakukan dengan empat metode ekstraksi yang berbeda yaitu maserasi, Soxhlet, Microwave Assisted Extraction (MAE), and Ultrasound Assisted Extraction (UAE). Ekstrak yang didapatkan dianalisis secara kualitatif dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan kuantitatif dengan KLT-densitometri. Hasil. Persen rendemen tertinggi didapatkan pada metode ekstraksi maserasi diikuti Soxhlet, UAE, dan MAE dengan nilai rata-rata berturut-turut 16,80% ± 0,49, 14,18 ± 0,67, 12,53 ± 0,61, dan 9,67 ± 0,75. Kadar hesperidin tertinggi diperoleh pada yaitu MAE yaitu 0,86% ± 0,0625, diikuti metode UAE yaitu 0,81% ± 0,0440, maserasi 0,66% ± 0,0571, dan Soxhlet 0,58% ± 0,0212. Kesimpulan. Perbedaan metode ekstraksi berpengaruh terhadap kadar senyawa hesperidin ekstrak limbah kulit Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle.

Keyword : Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle, hesperidin, analisis kadar, metode ekstraksi, KLT-densitometri.