GEREJA DIGITAL DAN KOSMOLOGI ATONI PAH METO: STUDI ETNOGRAFI TENTANG PERJUMPAAN DIGITALISASI, TRADISI GEREJA DAN KOSMOLOGI ATONI PAH METO DALAM KONSENSUS GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT), PULAU TIMOR, NTT = DIGITAL CHURCH AND ATONI PAH METO COSMOLOGY: AN ETHNOGRAPHIC STUDY OF THE ENCOUNTER BETWEEN DIGITALIZATION, CHURCH TRADITION, AND ATONI PAH METO COSMOLOGY WITHIN THE CONSENSUS OF THE EVANGELICAL CHRISTIAN CHURCH IN TIMOR, TIMOR ISLAND, EAST NUSA TENGGARA (NTT)

AMA : HENDERIKUS NAYUF
NIM : E023191002
PROGRAM STUDI : S3 Antropologi
JUDUL : GEREJA DIGITAL DAN KOSMOLOGI ATONI PAH METO: STUDI ETNOGRAFI TENTANG PERJUMPAAN DIGITALISASI, TRADISI GEREJA DAN KOSMOLOGI ATONI PAH METO DALAM KONSENSUS GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT), PULAU TIMOR, NTT
Dibawah bimbingan: Prof. Dr. Hamka Naping, MA., Dr. Muhammad Basir, MA., Dr. Yahya, MA.
Disertasi ini mengkaji perjumpaan digitalisasi, tradisi Gereja dan kosmologi Atoni Pah Meto dalam Konsensus Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) yang mempengaruhi perilaku Atoni Pah Meto. Pokok kajian dirumuskan dalam tiga pertanyaan, yakni: 1) apa yang dilakukan oleh GMIT dalam mengelola perjumpaan tersebut? 2) bagaimana memaknai perubahan perilaku Atoni Pah Meto di tengah perjumpaan tersebut; 3) bagaimana mengonstruksi perjumpaan tersebut sehingga posisi Atoni Pah Meto tidak tergerus melainkan terus hidup dan berkembang sesuai dengan realitas perubahan yang terjadi.
Untuk menjawab ketiga pertanyaan di atas, penelitian dilakukan sejak Oktober 2022 hingga Maret 2023 dengan menggunakan jenis penelitian etnografi dan etnografi digital. Penelitian ini melingkupi penelitian hasil konsensus, pustaka, akun facebook, website, kanal Youtube dan penelitian lapangan. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara, pengamatan terlibat, dan analisis dokumen. Penelitian dilakukan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Niki-niki, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT. Selain itu penelitian ini dilakukan secara virtual dengan memeriksa akun facebook, kanal Youtube dan website.
Temuan yang diperoleh adalah bahwa, 1) GMIT mengelola perjumpaan digitalisasi, tradisi gereja dan kosmologi Atoni Pah Meto melalui konsensus, secara khusus dalam konsensus 2007 dan konsensus 2020. 2) Berdasarkan pengelolaan yang dilakukan oleh GMIT, Atoni Pah Meto menghargai berbagai nilai yang diperkenalkan melalui perjumpaan-perjumpaan tersebut sekaligus tetap memegang teguh nilai-nilai kearifan lokalnya, secara khusus nilai kosmologis. 3) GMIT terus mengembangkan pelayanan gereja berbasis digital sambil membangun dialektika yang kritis sehingga nilai-nilai transendensi dari gereja yang dianut oleh GMIT tidak dimanipulasi oleh simulasi virtual, tetapi lebih dari itu, GMIT memercayai ada kekuatan transendensi yang tidak terindrawi tetapi memberi kepastian relasi manusia dan dengan yang Ilahi (Postsimulacra).