ANALISIS PENYEBARAN DAN KELIMPAHAN MIKROPLASTIK PADA KAWASAN PANTAI BAROMBONG DENGAN ARCGIS = Analysis of the Distribution and Abundance of Microplastics in the Barombong Beach Area with ArcGIS

ata dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN)
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI menyebutkan, bahwa
jumlah timbulan sampah di Indonesia mencapai 30,8 juta ton sepanjang tahun 2021.
Dari jumlah tersebut 17,5% merupakan sampah plastik. Sampah plastik yang masuk
ke laut dapat terbelah menjadi partikel-partikel mikro dan nano mikro atau yang
akrab disebut sebagai mikroplastik. Penelitian ini dilakukan di Pantai Barombong
Kota Makassar dan Laboratoriun Kualitas Air Departemen Teknik Lingkungan
Universitas Hasanuddin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelimpahan dan komposisi
mikroplastik pada air, sedimen dan biota laut serta menganalisis persebaran
mikrolastik pada air laut dan sedimen di pantai Barombong.
Pada penelitian ini digunakan jenis penelitian kuantitatif yang bersifat
analisis serta menggunakan metode observasi lapangan. Dalam penelitian ini
dilakukan pengambilan sampel air, sedimen dan biota yang hidup diperairan Pantai
Barombong yang kemudian diidentifikasi dan dihitung komposisi dan kelimpahan
mikroplastik pada air, sedimen dan biota pada perairan Pantai Barombong. Selain
itu juga dianalisis pengaruh kualitas air (Suhu, pH, DO, TSS dan Salinitas) terhadap
kelimpahan mikroplastik yang dilakukan di laboratorium
Hasil Penelitian ini didapatkan, Kelimpahan mikroplastik pada Air Laut,
Sedimen dan Ikan di Pantai Barombong dapat dikatakan bahwa Kelimpahan
tertinggi pada Air Laut berada di Stasiun 1-1A dengan kelimpahan total 12,33
partikel/m3, Kelimpahan tertinggi pada Sedimen berada di Stasiun 2-2A dengan
kelimpahan total 0,81 partikel/gr dan Kelimpahan pada ikan layang (Decapterus
sp) memiliki kelimpahan total 0,71 partikel/berat sampel dan Ikan Tongkol
(Euthynnus affinis) memiliki kelimpahan total 0,51 partikel/berat sampel.
Komposisi mikroplastik pada air laut, sedimen dan ikan didominasi oleh jenis
fragmen fiber dan film. Persebaran mikroplastik pada sampel air laut dan sedimen
menunjukkan bahwa Stasiun 2 termasuk daerah yang tercemar mikroplastik dengan
konsentrasi tertinggi atau zona merah.