Konsentrasi Nitrogen Dioksida (NO2) Berdasarkan Citra Satelit Di Kelurahan Barombong Kota Makassar = Nitrogen Dioxide (NO2) Concentration Based on Satellite Image in Barombong Village, Makassar City

Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukan penurunan dalam beberapa tahun terakhir ini. Salah satu polutan dengan konsentrasi tinggi adalah NO2 berdasarkan data dari IQAir. Dengan adanya peningkatan konsentrasi pencemar maka perlu dilakukan pemantauan. Pemantauan kualitas udara dapat dilakukan dengan pengukuran langsung dilapangan ataupun dengan memanfaatkan teknologi citra satelit melalui penginderaan jauh. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis konsentrasi NO2 dalam udara ambien di Kelurahan Barombong Kota Makassar dengan cara ekstraksi citra Sentinel 5P kemudian membandingkan antara konsentrasi NO2 dari citra satelit dengan pengukuran di lapangan.

Ekstraksi citra satelit menggunakan data citra Sentinel 5P dengan memanfaatkan Google Earth Engine (GEE). Satuan konsentrasi NO2 dari citra satelit adalah mol/m2, maka dari itu perlu dikonversi sehingga dapat dibandingkan dengan hasil konsentrasi di lapangan dan baku mutu yang telah ditetapkan. Visualisasi hasil ekstraksi dilakukan pada software ArcGis. Pengambilan data NO2 di lapangan mengacu pada SNI 7119-2.2017 menggunakan impinger. Pengambilan data dilakukan selama 1 hari pada tanggal 2 Oktober 2023 dengan 4 interval waktu yaitu pagi, siang, sore, dan malam.

Hasil konsentrasi Nitrogen Dioksida (NO2) berdasarkan citra satelit pada Kelurahan Barombong pada titik 1 sebesar 2.7 x 10-5 mol/m2, titik 2 sebesar 2.7 x 10-5 mol/m2, dan titik 3 sebesar 2.3 x 10-5 mol/m2. Sedangkan hasil pengukuran langsung di lapangan pada Kelurahan Barombong di titik 1 sebesar 16,97 µg/Nm3, titik 2 sebesar 16,70 µg/Nm3, dan titik 3 sebesar 15,70 µg/Nm3. Konsentrasi NO2 dipengaruhi oleh faktor meteorologi, waktu pengambilan sampel, aktivitas masyarakat, volume kendaraan, faktor penghijauan di sekitar lokasi pengambilan data, dan resolusi dari raster. Berdasarkan hasil uji statistik korelasi pearson antara data konsentrasi berdasarkan citra satelit dan pengukuran lapangan menunjukan nilai signifikasi 0,126 atau > 0,05 yang menyatakan tidak terdapat korelasi antara hasil pengukuran di lapangan dengan citra satelit dikarenakan adanya RMSE sebesar 16,35 akan tetapi tren yang ditunjukkan sama.