Efektivitas Reduksi Limbah Ampas Tahu Menggunakan Larva Black Soldier Fly (Hermetia Illucens) = Effectiveness of Tofu Dregs Waste Reduction Using Black Soldier Fly (Hermetia Illucens)

Adanya kepadatan penduduk dibarengi dengan tingginya tingkat konsumsi masyarakat yang menyebabkan timbulan sampah terus meningkat. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2022 total volume timbulan sampah di Indonesia sebesar 19,45 juta ton yang terdiri dari sampah organik sebagai sampah terbesar dengan proporsi 41,55%. Ampas tahu merupakan salah satu contoh sampah organik yang berasal dari industri tahu rumahan yang selama ini tidak termanfaatkan kecuali sebagai pakan ternak atau dibuang begitu saja. kandungan air dalam ampas tahu dapat merugikan karena menyebabkan ampas tahu mudah basi, menimbulkan bau busuk yang menyebabkan polusi bau dan lingkungan. Proses pengolahan limbah organik salah satu upaya adalah dengan cara
biokonversi. Biokonversi merupakan proses lanjutan yang memanfaatkan larva serangga yang terjadi secara alamiah memakan dan mengubah kandungan nutrisi limbah organik menjadi biomassa larva serangga.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh rasio komposisi media pakan terhadap pertumbuhan larva BSF dan mengetahui pengaruhnya terhadap tingkat keberhasilan hidup larva BSF serta mengetahui besaran persentase reduksi limbah ampas tahu menggunakan larva BSF
Jenis penelitian ini yaitu eksperimental dengan menvariasikan media pakan larva BSF yaitu D1 100% sampah organik, D2 75% sampah organik 25% ampas tahu, D3 50% sampah organik 50% ampas tahu, D4 25% sampah organik 74% ampas tahu dan D5 100% ampas tahu. Pengamatan dilakukan selama 14 hari.
Hasil penelitian didapatkan bahwa reaktor D2 dengan rasio 75% sampah organik 25% ampas tahu merupakan komposisi media pakan yang paling cocok untuk pertumbuhan larva BSF dengan tingkat reduksi sampah sebesar 97% dan dengan tingkat reduksi terendah pada reaktor D5 100% ampas tahu sebesar 89% yang disebebkan oleh kadar air dan kadar protein yang tinggi sehingga menyulitkan larva BSF untuk mereduksi sampah