DINAMIKA KEBUDAYAAN MINANGKABAU DALAM NOVEL SITTI NURBAYA (KASIH TAK SAMPAI) DAN ANAK DAN KEMENAKAN KARYA MARAH RUSLI SERTA REALITAS SAAT INI: KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA = DYNAMICS OF MINANGKABAU CULTURE IN NOVELS SITTI NURBAYA (KASIH TAK SAMPAI) AND MARAH RUSLI’S ANAK DAN KEMENAKAN AND CURRENT REALITY: A LITERARY ANTHROPOLOGYCAL STUDY

Penelitian ini bertujuan menguraikan struktur, dinamika, dan nilai budaya Minangkabau dalam novel Sitti Nurbaya (Kasih Tak Sampai) dan Anak dan Kemenakan karya Marah Rusli serta realitas saat ini: Kajian Antropologi Sastra. Sumber data dari novel Sitti Nurbaya (Kasih Tak Sampai) (SN) dan Anak dan Kemenakan (AK) karya Marah Rusli, dan informan. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data adalah metode simak, sedangkan teknik pengumpulan datanya adalah penelitian kepustakaan (teknik catat) dan lapangan (observasi dan wawancara tidak terstruktur). Data dianalisis untuk unsur intrinsik (struktur) menggunakan teori strukturalisme Levi-Strauss dan unsur ekstrinsik dengan teori antropologi sastra. Untuk unsur-unsur kebudayaan universal pendapat dari C. Kluckhohn, yaitu sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem religi, dan kesenian. Dinamika kebudayaan dari Koentjaraningrat bahwa proses dinamika kebudayaan ada tiga, yaitu akulturasi, asimilasi, dan inovasi. Hasil penelitian untuk struktur ditemukan episode lima, ceriteme sembilan, dan struktur dua. Dinamika kebudayaan Minangkabau kedua novel dan realitas saat ini (RSI): (1) sistem pengetahuan ada dua, yaitu pendidikan dan merantau, pendidikan SN masih tradisional, sedangkan AK dan RSI sudah modern; merantau SN dalam negeri (Jakarta), AK dalam negeri (Jakarta) dan luar negeri (Belanda), RSI dalam dan luar negeri. (2) Organisasi sosial terbagi atas tiga, yaitu (a) pengendalian sosial dalam novel menggunakan Undang-undang Minangkabau (UUM) dan RSI Undang-undang NKRI. (b) Sistem kekerabatan: SN dan AK perkawinan ideal, RSI perkawinan ideal dan tidak ideal; semua memiliki keluarga inti dan rumah tangga biasa; (c) kelompok sosial dalam SN dan AK ada KMMA, KTMA, dan KTPA, sedangkan RSI tidak ada lagi. (3) Sistem religi untuk SN, AK, dan RSI adalah keyakinan kepada dukun, upacara keagamaan, dan benda suci. (4) Kesenian ada dua, yaitu seni kriya dan tindakan interaksi berpola. Seni kriya dalam kedua novel berupa ukiran, keris, dan pakaian. Tindakan interaksi berpola hanya ada dalam AK yang terdiri atas tari; silat; randai; lukah gilo; debus; dendang kematian. Selanjutnya, untuk RSI keris dan dendang kematian tidak ada lagi. Unsur-unsur kebudayaan universal mengalami dinamika kebudayaan, yaitu akulturasi dan inovasi. Nilai budaya Minangkabau diambil dari setiap huruf dari kata MINANGKABAU. Nilai budaya tersebut adalah Menuntut ilmu; Ikhlas menerima takdir Allah; Nestor; Adil; Niat baik untuk menata hidup; Gotong royong; Kesetiaan dan tanggung jawab; Akhlak mulia; Bersahaja; Arif dan kasih sayang; Ulet. Nilai budaya ini merupakan implementasi dari norma ajaran masyarakat Minangkabau dalam menjaga keseimbangan yang harmonis yang disebut raso jo pareso (rasa dan periksa) yang mengalami dinamika kebudayaan, yaitu akulturasi dan inovasi.