PREVALENSI KEJADIAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DI KOTA MAKASSAR PERIODE TAHUN 2018 – 2022 = PREVALENCE OF SEXUAL VIOLENCE INCIDENTS AMONG CHILDREN IN MAKASSAR CITY PERIOD 2018 – 2022

Latar Belakang: WHO mendefinisikan pelecehan seksual terhadap anak adalah keterlibatan seorang anak dalam aktivitas seksual yang dia tidak sepenuhnya memahaminya dan tidak dapat memberikan persetujuannya, atau dimana anak tersebut belum siap secara perkembangan atau sebaliknya, yang melanggar hukum atau tabu sosial dalam masyarakat. Menurut laporan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) di Indonesia selama tahun 2022 terdapat sebanyak 11.106 kasus kekerasan terhadap anak. Dari jumlah tersebut, kasus kekerasan seksual terhadap anak mencapai 9.588 dimana terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya yang berjumlah 4.162 kasus. kasus kekerasan seksual kian meningkat dan besarnya dampak yang diakibatkan dari kejadian kekerasan seksual terhadap korban.
Tujuan: Untuk memperoleh informasi mengenai prevalensi kekerasan seksual pada anak di Kota Makassar periode tahun 2018 – 2022.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional yaitu tidak memberi perlakuan terhadap objek dengan menggunakan metode penelitian deskriptif retrospektif, dimana peneliti mencoba untuk mengetahui prevalensi kekerasan seksual pada anak di Kota Makassar periode tahun 2018 hingga 2022. Hasil: didapatkan sebanyak 3,659 kasus kekerasan terhadap Anak di Kota Makassar dari tahun 2018-2022. Dari 3.659 kasus kekerasan terhadap anak, terdapat 884 kasus kekerasan seksual pada anak yang terjadi di Kota Makassar dari tahun 2018-2022, tertinggi pada tahun 2021 sebanyak 308 kasus, dan terendah pada tahun 2020 sebanyak 53 kasus kekerasan seksual pada Anak di Kota Makassar. Distribusi kekerasan seksual pada anak berdasarkan jenis kelamin di Kota Makassar dari tahun 2018 - 2022 didapatkan sebanyak 97 korban anak laki-laki dan terdapat 787 korban anak perempuan. Tertinggi pada anak laki-laki pada tahun 2022 sebanyak 44 kasus, terendah pada tahun 2020 sebanyak 3 kasus. Kemudian pada anak perempuan tertinggi pada tahun 2021 sebanyak 285 kasus, dan terendah pada tahun 2020 sebanyak 50 kasus. Menunjukkan korban kekerasan seksual pada anak perempuan lebih tinggi dibanding pada anak laki-laki.