Karakteristik Pasien Community-Acquired Pneumonia (CAP) Anak Usia 12-59 Bulan di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin Makassar Periode 2022-2023 = Characteristics of Pediatric Community-Acquired Pneumonia (CAP) Patients Age 12-59 Months in Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Universitas Hasanuddin 2022-2023 Period

Latar Belakang: Community-acquired pneumonia (CAP) adalah infeksi pernapasan bawah akut yang terjadi melalui inhalasi atau aspirasi mikroorganisme penyebab pneumonia. Pneumonia adalah penyebab kematian terbesar karena infeksi tunggal pada anak di bawah usia 5 tahun. Pada tahun 2019, angka kematian akibat pneumonia pada anak usia di bawah lima tahun mencapai 740.180 anak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkannya adalah upaya promotif dan preventif. Upaya ini dapat dilakukan dengan mengetahui dan
memahami faktor-faktor yang terkait dengan kejadian pneumonia anak.
Tujuan: Mengetahui karakteristik pasien Community-acquired Pneumonia (CAP) anak usia 12-59 bulan di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Universitas Hasanuddin periode 2022-2023. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan retrospektif pada rekam medis.
Hasil: Penelitian ini memperoleh total 51 sampel pasien rawat inap dan rawat jalan dengan diagnosis Community-acquired Pneumonia (CAP) anak usia 12-59 bulan di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin selama periode 2022 – 2023. Distribusi usia paling banyak ditemukan pada rentang usia 12-23 bulan (39,22%). Jenis kelamin paling banyak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki (68,63%). Jenis persalinan paling banyak ditemukan pada jenis persalinan spontan/pervaginam (80,39%). Riwayat prematur paling banyak ditemukan pada anak yang tidak mempunyai riwayat prematur (82,35%). Riwayat BBLR paling banyak ditemukan pada anak yang tidak mempunyai riwayat BBLR (62,75%). Riwayat ASI Eksklusif paling banyak ditemukan pada anak yang mempunyai riwayat ASI Eksklusif (76,47%). Riwayat Imunisasi HiB dan PCV paling banyak ditemukan pada anak yang hanya mendapat vaksin HiB tanpa mendapat vaksin PCV (80,39%). Status gizi paling banyak ditemukan pada anak dalam kelompok gizi baik (73,2%). Gejala klinis paling banyak ditemukan pada gejala batuk (98%) dan demam (94,12%).
Kesimpulan: Pasien CAP anak pada penelitian ini umumnya berusia 12-23 bulan, berjenis kelamin laki-laki, lahir secara spontan/pervaginam, tidak mempunyai riwayat prematur, tidak mempunyai riwayat BBLR, mendapat ASI Eksklusif, hanya mendapat vaksin HiB tanpa PCV, status gizi baik, dan tersering mengalami gejala klinis batuk atau demam.