HUBUNGAN DERAJAT KEPARAHAN TBC DENGAN KEJADIAN SINDROMA OBSTRUKSI PASCA TUBERCULOSIS (SOPT) PADA PASIEN TUBERCULOSIS=THE RELATIONSHIP BETWEEN THE SEVERITY OF TUBERCULOSIS AND THE INCIDENCE OF POST-TUBERCULOSIS OBSTRUCTION SYNDROME (SOPT) IN TUBERCULOSIS PATIENTS


Rantetampang, Deinard Anugrah (2024) HUBUNGAN DERAJAT KEPARAHAN TBC DENGAN KEJADIAN SINDROMA OBSTRUKSI PASCA TUBERCULOSIS (SOPT) PADA PASIEN TUBERCULOSIS=THE RELATIONSHIP BETWEEN THE SEVERITY OF TUBERCULOSIS AND THE INCIDENCE OF POST-TUBERCULOSIS OBSTRUCTION SYNDROME (SOPT) IN TUBERCULOSIS PATIENTS. Skripsi thesis, UNIVERSITAS HASANUDDIN.

[thumbnail of cover]
Preview
Image (cover)
C011211104_skripsi_23-12-2024 cover1.jpg

Download (367kB) | Preview
[thumbnail of bab 1-2] Text (bab 1-2)
C011211104_skripsi_23-12-2024 bab 1-2.pdf

Download (732kB)
[thumbnail of dapus] Text (dapus)
C011211104_skripsi_23-12-2024 dp.pdf

Download (795kB)
[thumbnail of full text] Text (full text)
C011211104_skripsi_23-12-2024.pdf
Restricted to Repository staff only until 17 December 2027.

Download (1MB)

Abstract (Abstrak)

Latar Belakang: Sindroma Obstruksi Pasca Tuberkulosis (SOPT) merupakan
salah satu komplikasi jangka panjang yang sering dialami oleh pasien yang telah
menyelesaikan pengobatan tuberkulosis. Kondisi ini menyebabkan gangguan
fungsi paru, seperti batuk yang terus-menerus, sesak napas, hingga penurunan
kapasitas paru. Tingkat keparahan tuberkulosis, baik dari gejala klinis maupun
hasil pemeriksaan foto toraks, diduga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap
terjadinya SOPT.
Tujuan: Mengetahui hubungan derajat keparahan tuberkulosis dengan kejadian
Sindroma Obstruksi Pasca Tuberkulosis (SOPT) pada pasien Tuberkulosis
Metode Penelitian: Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain cross
sectional dengan pendekatan deskriptif observasional di Balai Besar Kesehatan
Paru Masyarakat Makassar pada Oktober hingga Desember 2024. Data
diperoleh dari rekam medis pasien TB, yang meliputi gejala klinis dan hasil foto
toraks. Variabel-variabel tersebut dianalisis untuk melihat korelasinya terhadap
kejadian SOPT dengan menggunakan uji statistik.
Hasil dan Pembahasan: Sebanyak 85 pasien TB dianalisis. Analisis bivariat
menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara derajat keparahan TB
dengan kejadian SOPT. Derajat keparahan TB dinilai berdasarkan gejala klinis
dan hasil foto thorax. Semakin berat derajat keparahan TB, baik berdasarkan
gejala klinis maupun hasil foto thorax, semakin besar risiko terjadinya SOPT. Hal
ini menunjukkan bahwa derajat keparahan TB, baik berdasarkan gejala klinis
maupun hasil foto thorax, merupakan faktor risiko terjadinya SOPT.
Kesimpulan: Terdapat hubungan derajat keparahan tuberculosis terhadap
kejadian sindroma obstruksi pasca tuberculosis (SOPT) pada pasien post-tb
dilihat dari gejala kilnis yang dialami dan foto thorax pasien.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Tuberkulosis, Sindroma Obstruksi Pasca Tuberkulosis (SOPT), Foto Toraks, Gejala Klinis
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter
Depositing User: Unnamed user with username pkl2
Date Deposited: 10 Jul 2025 00:23
Last Modified: 10 Jul 2025 00:23
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/46259

Actions (login required)

View Item
View Item