Rantelino, Jessyca Meilsy (2024) KARAKTERISTIK PENDERITA SERUMEN OBTURANS DI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN PERIODE DESEMBER 2022-NOVEMBER 2023. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
![[thumbnail of Bab 1-2]](/style/images/fileicons/text.png)
C011201143_skripsi_16-02-2024 bab1-2.pdf
Download (1MB)
![[thumbnail of Cover]](/46164/2.hassmallThumbnailVersion/C011201143_skripsi_16-02-2024%20Cover1.jpg)

C011201143_skripsi_16-02-2024 Cover1.jpg
Download (226kB) | Preview
![[thumbnail of Daftar Pustaka]](/style/images/fileicons/text.png)
C011201143_skripsi_16-02-2024 Dapus.pdf
Download (447kB)
![[thumbnail of Fulltext]](/style/images/fileicons/text.png)
C011201143_skripsi_16-02-2024.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (1MB)
Abstract (Abstrak)
Latar belakang : Serumen obturans didefinisikan sebagai akumulasi serumen yang menyumbat total atau sebagian pada canalis auditorius eksternus yang menyebabkan gejala seperti gangguan pendengaran, tinnitus, rasa penuh pada telinga, gatal, otalgia, dan vertigo. Dalam penelitian yang dilakukan di poli THT RSWS, di kota Makassar serumen obturans menjadi penyakit telinga luar terbanyak kedua setelah otitis eksterna, dengan jumlah 405 orang (42,9%). Dalam Permenkes No. 82 Tahun 2020, serumen obturans menjadi salah satu prioritas dalam penanggulangan gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran. Tujuan : untuk mengetahui karakteristik penderita serumen obturans berdasarkan umur, jenis kelamin, gejala, konsistensi, penatalaksanaan, dan telinga yang terdampak. Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan retrospektif deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling dengan total sampel 21 orang. Penelitian dilakukan dengan mengambil data penelitian dari rekam medik pasien yang menderita serumen obturans. Hasil penelitian : Hasil dari penelitian ini adalah jumlah pasien dengan serumen obturans berdasarkan umur paling banyak pada kelompok umur 41-65 tahun, (42,9%). Berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan (61,9%). Berdasarkan gejala, gejala yang sering dialami oleh pasien dengan serumen obturans yaitu rasa penuh pada telinga , berdenging, dan kombinasi gejala dari penurunan pendengaran disertai nyeri dengan persentase masing-masing sebesar 14,3%. Berdasarkan konsistensi, paling banyak konsistensi serumen obturans lunak (100%), penatalaksanaan, paling banyak non-medikamentosa (71,4%), telinga yang terdampak paling banyak pada salah satu sisi (unilateral) (61,9%) Kesimpulan : Serumen obturans menurut umur paling banyak pada usia 41-65 tahun, dengan gejala terbanyak rasa penuh pada telinga, berdeging dan penurunan pendengaran disertai nyeri, dengan penatalaksanaan terbanyak adalah non�medikamentosa. Saran : Perlu dilakukan penelitian pada fasilitas kesehatan primer untuk hasil yang lebih akurat. Kata kunci : Serumen Obturans
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Serumen Obturans |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter |
Depositing User: | Andi Milu |
Date Deposited: | 09 Jul 2025 00:27 |
Last Modified: | 09 Jul 2025 00:27 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/46164 |