DINAMIKA POPULASI CUMI-CUMI SIRIP BESAR BIGFIN REEF SQUID (Sepioteuthis lessoniana Lesson, 1830) YANG DIDARATKAN DI PULAU SANANE,KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa parameter dinamika populasi cumi-cumi sirip besar yang meliputi kelompok umur, pertumbuhan, mortalitas, laju eksploitasi, dan Yield per Recruitment Relative (Y/R’) berdasarkan jenis kelamin. Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar untuk memberikan gambaran umum mengenai sebaran umur, pola pertumbuhan, dan mortalitas, serta laju eksploitasi cumi-cumi sirip besar di Pulau Sanane, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi untuk menentukan kebijakan atau langkah pengelolaan yang tepat dan berkelanjutan. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Juli hingga Agustus 2020 di Pulau Sanane, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. Analisis cumi contoh dilakukan di Laboratorium Biologi Perikanan, Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pengambilan sampel cumi-cumi sirip besar diperoleh dari semua hasil tangkapan dari nelayan yang beroperasi di Pulau Sanane. Jumlah sampel cumi-cumi sirip besar yang diperoleh selama penelitian yaitu sebanyak 1016 ekor, yang terdiri dari cumi-cumi sirip besar jantan sebanyak 695 ekor dan cumi-cumi sirip besar betina sebanyak 321 ekor. Kelompok umur pada cumi-cumi sirip besar jantan dan cumi-cumi sirip besar betina masing-masing didapatkan 4 kelompok umur yang berarti terdapat 4 generasi dalam satu waktu dengan panjang rata-rata pada cumi-cumi sirip besar jantan 13,85 cm, 23,05 cm, 31,54 cm dan 35,04 cm dan panjang rata-rata pada cumi-cumi sirip besar betina 7,61 cm, 13,36 cm, 22,63 cm dan 31,36 cm. Koefisien laju pertumbuhan yang diperoleh pada cumi-cumi sirip besar jantan dan betina sebesar 0,46 per tahun dan 0,33 per tahun yang berarti cumi-cumi sirip besar jantan lebih cepat mencapai panjang maksimum daripada cumi-cumi sirip besar betina. Nilai mortalitas yang diperoleh pada cumi-cumi sirip besar jantan dan betina menunjukkan bahwa nilai mortalitas lebih disebabkan oleh mortalitas penangkapan daripada nilai mortalitas alami.