AKHMAD, CITA NURINSANI (2024) PERBANDINGAN EFEKTIVITAS LARUTAN CUCI HIDUNG SALIN ISOTONIK DAN HIPERTONIK PADA PASIEN PASCA OPERASI BEDAH SINUS ENDOSKOPI FUNGSIONAL DI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN MAKASSAR = COMPARISON OF THE EFFECTIVENESS OF ISOTONIC AND HYPERTONIC SALINE NASAL IRRIGATION IN PATIENTS POST FUNCTIONAL ENDOSCOPIC SINUS SURGERY AT MAKASSAR TEACHING HOSPITAL. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
![[thumbnail of Cover]](/45301/1.hassmallThumbnailVersion/C035201007_tesis_24-09-2024%20cover1.png)

C035201007_tesis_24-09-2024 cover1.png
Download (84kB) | Preview
![[thumbnail of Bab 1-2]](/style/images/fileicons/text.png)
C035201007_tesis_24-09-2024 1-2(FILEminimizer).pdf
Download (1MB)
![[thumbnail of Dapus]](/style/images/fileicons/text.png)
C035201007_tesis_24-09-2024 dp(FILEminimizer).pdf
Download (306kB)
![[thumbnail of Full Text]](/style/images/fileicons/text.png)
C035201007_tesis_24-09-2024(FILEminimizer).pdf
Restricted to Repository staff only until 20 March 2027.
Download (3MB)
Abstract (Abstrak)
CITA NURINSANI AKHMAD. Perbandingan Efektivitas Larutan Cuci Hidung Salin Isotonik dan Hipertonik pada Pasien Pasca Operasi Bedah Sinus Endoskopi Fungsional di Rumah Sakit Pendidikan Makassar (dibimbing oleh Eka Savitri, Muhammad Fadjar Perkasa, dan Andi Alfian Zainuddin). Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan efektivitas larutan cuci hidung salin isotonik dan hipertonik pada pasien pasca operasi BSEF di Rumah Sakit Pendidikan Makassar. Penelitian ini menggunakan uji eksperimental dengan randomized controlled trial dilaksanakan di poliklinik THT-BKL RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas selama periode September 2022 - Oktober 2023. Sebanyak enam puluh sampel yang masing-masing dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok dengan pemberian larutan salin isotonik (NaCl 0.9%) dan kelompok dengan pemberian larutan hipertonik (NaCl 3%). Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi berdasarkan kriteria NOSE, pemeriksaan nasoendoskopi, dan uji sakarin. Data disajikan dalam bentuk tabulasi dan narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedua kelompok pemberian larutan cuci hidung pasien pasca operasi BSEF didapatkan tidak ada gejala sumbatan hidung dan pembersihan luka operasi pada hari ke-7 setelah cuci hidung namun jumlahnya lebih banyak (24 sampel) pada hipertonik daripada isotonik (11 sampel). Pada hari kesembilan baik isotonik maupun hipertonik 100% sumbatan hidung tidak ada. Untuk waktu transpor mukosiliar larutan hipertonik lebih cepat sebesar 4,109 ± 2,273 dibandingkan larutan salin isotonik sebesar 6,611 ± 2,599. Oleh karena itu, maka efektivitas cuci hidung menggunakan larutan hipertonik berbeda signifikan secara statistik dibandingkan cuci hidung menggunakan larutan isotonik berdasarkan keluhan sumbatan hidung, waktu pembersihan, dan waktu transpor.
Keyword : pasca operasi BSEF, kriteria NOSE, nasoendoskopi, uji sakarin
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | FESS, NOSE criteria, Nasoendoscopy. Saccharin test. |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > PPDS Ilmu Penyakit THT |
Depositing User: | Rasman |
Date Deposited: | 11 Jun 2025 02:08 |
Last Modified: | 11 Jun 2025 02:08 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/45301 |