PREVELENSI DAN KOMPLIKASI PENCABUTAN GIGI MOLAR 3 RAHANG BAWAH PADA PASIEN DI RSGM UNHAS, RUMAH SAKIT UNHAS, RUMAH SAKIT WAHIDIN DAN RUMAH SAKIT IBNU SINA


Regita, Ananda Ezra (2025) PREVELENSI DAN KOMPLIKASI PENCABUTAN GIGI MOLAR 3 RAHANG BAWAH PADA PASIEN DI RSGM UNHAS, RUMAH SAKIT UNHAS, RUMAH SAKIT WAHIDIN DAN RUMAH SAKIT IBNU SINA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS HASANNUDDIN.

[thumbnail of J011211096_skripsi_22-01-2025  bab 1-2.pdf] Text
J011211096_skripsi_22-01-2025 bab 1-2.pdf

Download (2MB)
[thumbnail of J011211096_skripsi_22-01-2025 cover1.jpg]
Preview
Image
J011211096_skripsi_22-01-2025 cover1.jpg

Download (352kB) | Preview
[thumbnail of J011211096_skripsi_22-01-2025 dp.pdf] Text
J011211096_skripsi_22-01-2025 dp.pdf

Download (77kB)
[thumbnail of J011211096_skripsi_22-01-2025.pdf] Text
J011211096_skripsi_22-01-2025.pdf
Restricted to Repository staff only until 5 March 2027.

Download (2MB)

Abstract (Abstrak)

Latar Belakang : Pencabutan gigi molar ketiga, terutama yang mengalami impaksi, sering dilakukan dalam kedokteran gigi, namun berisiko menyebabkan komplikasi seperti rasa sakit, pembengkakan, dry socket, hingga fraktur mandibula. Faktor risiko meliputi tipe impaksi, usia, kondisi sistemik, dan pemeriksaan pre-operatif yang tidak memadai. Komplikasi dapat terjadi selama atau setelah operasi. Data menunjukkan prevalensi masalah kesehatan gigi di Indonesia terus meningkat, sementara penanganan masih rendah. Tujuan : Untuk mengetahui prevelensi dan komplikasi pencabutan molar 3 rahang bawah pada Pasien di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Hasanuddin, Rumah Sakit Universitas Hasanuddin, Rumah Sakit Wahidin, dan Rumah Sakit Ibnu Sina. Metode : Analisis data dilakukan secara deskriptif, yaitu dengan cara menghitung hasil pencatatan data rekam medis dari pasien pencabutan gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Hasanuddin, Rumah Sakit Universitas Hasanuddin, Rumah Sakit Wahidin, dan Rumah Sakit Ibnu Sina pada tajun 2019-2023. Hasil : penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien pencabutan gigi molar ketiga adalah perempuan (58,6%) dibandingkan laki-laki (41,4%). Kelompok usia terbanyak adalah 26-45 tahun (45,8%), diikuti oleh usia 46- 64 tahun (34,6%). Komplikasi yang paling sering ditemukan pasca odontektomi adalah pembengkakan (20,2%), perdarahan (13,3%), dan dry socket (7,9%). Komplikasi ini dipengaruhi oleh kedalaman posisi gigi impaksi, jenis kelamin, usia, serta kondisi kesehatan pasien. Edema pasca pencabutan gigi merupakan respons fisiologis tubuh terhadap cedera jaringan selama prosedur. Ketika jaringan mengalami trauma, mediator inflamasi seperti histamin, prostaglandin, dan bradikinin dilepaskan. Mediator ini meningkatkan permeabilitas kapiler, yang memungkinkan cairan plasma merembes ke ruang interstisial dan menyebabkan pembengkakan. Proses ini juga berfungsi melindungi jaringan yang rusak dan mendukung proses regenerasi sel. Namun, dalam beberapa kasus, edema dapat menjadi abnormal, terutama jika disertai tanda-tanda komplikasi seperti nyeri yang tidak mereda, kemerahan yang signifikan, peningkatan suhu di area pembengkakan, keluarnya nanah, atau demam. komplikasi Pembengkakan sering kali menunjukkan adanya infeksi atau inflamasi yang tidak terkontrol. Kondisi ini dapat disertai dengan nyeri hebat, kemerahan, demam, atau bahkan keluarnya nanah dari area luka, yang menunjukkan adanya infeksi.. Dry socket terjadi lebih sering pada pasien yang merokok atau menggunakan kontrasepsi oral. Penelitian ini memberikan gambaran penting tentang prevalensi dan komplikasi pencabutan gigi molar ketiga serta faktor- faktor yang mempengaruhi kejadian komplikasi.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: R Medicine > RK Dentistry
Divisions (Program Studi): Fakultas Pendidikan Dokter Gigi > Pendidikan Dokter Gigi
Depositing User: Unnamed user with username pkl2
Date Deposited: 22 May 2025 01:38
Last Modified: 22 May 2025 01:38
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/44886

Actions (login required)

View Item
View Item