KORELASI PERUBAHAN KADAR BRAIN-DERIVED NEUROTROPHIC FACTOR (BDNF) PLASMA DAN FUGL MEYER ASSESSMENT TERHADAP PEMBERIAN INTERVENSI APP-BASED TELEREHABILITATION PADA PASIEN PASCA STROKE

HUSNUL MUBARAK. Korelasi Perubahan Kadar Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF) Plasma dan Fuegl Meyer Assessment Setelah Pemberian Intervensi App-Based Telerehabilitation pada Pasien Pasca Stroke (dibimbing oleh Andi Asadul Islam, Andi Kurnia Bintang, Nasrum Massi)

Pendahuluan: Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pasien yang melakukan penanganan rehabilitasi dini pada kondisi pasca stroke memiliki kejadian disabilitas yang lebih rendah dan perbaikan pada kemandirian aktivitas hidup sehari-hari. Akan tetapi, tidak semua pasien mendapatkan akses maksimal dari program rehabilitasi karena beragam faktor. Salah satu solusi yang bisa ditawarkan untuk mengatasi masalah ini ialah dengan melakukan program telerehabilitasi berbasis rumah karena dapat menjangkau populasi stroke yang terkendala jarak. Penilaian perbaikan motorik sangat bergantung dengan terjadinya proses reorganisasi dan restrukturisasi jaringan penumbra. Brain-derived neurotrophic factor (BDNF) merupakan salah satu protein neurotrophin utama yang menjadi regulator kunci dari plastisitas sinaps. Akan tetapi, belum ada penelitian yang meneliti penambahan sesi rehabilitasi terhadap perbaikan nilai BDNF serta status fungsional motorik pasca stroke.
Tujuan: Untuk mengetahui efek pemberian app-based telerehabilitation terhadap kadar BDNF serta outcome fungsional pada pasien pasca stroke.
Metode: Penelitian ini dilaksanakan dengan desain prospective single-blind randomized controlled trial dengan melibatkan 44 orang subyek yang telah terdiagnosis Stroke. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2022 sampai dengan bulan Oktober 2022. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pengisian kuesioner tentang riwayat penyakit pasien dan penilaian motorik fungsional menggunakan Fugl-Meyer Assessment (FMA), kemudian dilanjutkan dengan pengambilan sampel darah untuk menilai kadar BDNF. Selanjutnya, sampel diberikan intervensi berupa penambahan latihan di rumah menggunakan software di telepon selular pada hari ke-1 hingga minggu-12 dan evaluasi secara berkala untinteruk menilai perubahan kadar BDNF dan skor FMA pada minggu ke-12.
Hasil: Terdapat peningkatan secara signifikan kadar BDNF dan FMA dari kelompok yang diberikan intervensi App-Based Telerehabilitation dan selisih perbaikan BDNF dan FMA ini secara signifikan lebih besar dibandingkan pada kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan pemberian App-Based Telerehabilitation merupakan media untuk menambah frekuensi latihan fisik lebih baik dibandingkan edukasi latihan rumah konvensional.