GERAKAN RAHANG EMBRIO Oryzias celebensis SEBAGAI BIOMARKER UNTUK MENDETEKSI TOKSISITAS KADMIUM (Cd)


Dwi, Aryani (2025) GERAKAN RAHANG EMBRIO Oryzias celebensis SEBAGAI BIOMARKER UNTUK MENDETEKSI TOKSISITAS KADMIUM (Cd). Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin Makassar.

[thumbnail of L021201050_skripsi_22-01-2025 bab 1-2.pdf] Text
L021201050_skripsi_22-01-2025 bab 1-2.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of L021201050_skripsi_22-01-2025 cover1.jpg]
Preview
Image
L021201050_skripsi_22-01-2025 cover1.jpg

Download (276kB) | Preview
[thumbnail of L021201050_skripsi_22-01-2025 dp.pdf] Text
L021201050_skripsi_22-01-2025 dp.pdf

Download (639kB)
[thumbnail of L021201050_skripsi_22-01-2025.pdf] Text
L021201050_skripsi_22-01-2025.pdf
Restricted to Repository staff only until 3 February 2027.

Download (1MB)

Abstract (Abstrak)

Latar belakang. Oryzias celebensis salah satu ikan endemik Sulawesi dari kelompok teleostei yang ditemukan di perairan tawar serta payau. Ikan ini sering digunakan dalam penelitian toksikologi dan studi lainnya. Embrio spesies ini sangat sensitif terhadap berbagai kontaminan sehingga dapat dijadikan sebagai biota uji. Logam pencemar kadmium bersifat beracun pada konsentrasi tinggi sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan embrio. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kadmium terhadap gerakan rahang embrio Oryzias celebensis sebagai biomarker. Metode. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli tahun 2024 menggunakan embrio Oryzias celebensis yang diberi paparan kadmium dengan konsentrasi kontrol, 0,05 ppm, 0,1 ppm dan 0,15 ppm. Paparan dimulai pada stadia 17 dengan masing-masing perlakuan sebanyak 10 telur. Parameter yang diamati yaitu jumlah somit, detak jantung, gerakan rahang, laju penyerapan kuning telur dan waktu penetasan. Hasil. Penelitian ini menunjukkan bahwa paparan kadmium tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05) pada jumlah somit sedangkan pada denyut jantung, gerakan rahang, laju penyerapan kuning telur dan waktu penetasan menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Denyut jantung mengalami takikardia dan bradikardia, sedangkan gerakan rahang menurun pada stadia 36 dan meningkat pada stadia 37 dengan konsentrasi 0,15 ppm. Laju penyerapan kuning telur terendah terjadi pada konsentrasi 0,1 ppm. Sementara, waktu penetasan lebih cepat pada media kontrol dan konsentrasi 0,05 ppm, tetapi lebih lambat pada konsentrasi 0,1 ppm dan 0,15 ppm. Kesimpulan. Hal tersebut menunjukkan bahwa parameter denyut jantung, gerakan rahang, laju penyerapan kuning telur dan waktu penetasan bisa dijadikan sebagai biomarker pada embrio ikan Oryzias celebensis.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions (Program Studi): Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Unnamed user with username pkl2
Date Deposited: 14 May 2025 01:10
Last Modified: 14 May 2025 01:10
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/44679

Actions (login required)

View Item
View Item