Dahlan, Sri Sasmita (2024) Kemampuan Digitalisasi Penyuluh dalam Mendorong Penguatan Kelembagaan Balai Penyuluhan Pertanian = EXTENSION DIGITIZATION IN INSTITUTIONAL STRENGTHENING OF AGRICULTURAL EXTENSION CENTERS. Disertasi thesis, Universitas Hasanuddin.
![[thumbnail of Cover]](/44461/2.hassmallThumbnailVersion/P013191024_disertasi_15-10-2024%20cover1.jpg)

P013191024_disertasi_15-10-2024 cover1.jpg
Download (286kB) | Preview
![[thumbnail of Bab 1-2]](/style/images/fileicons/text.png)
P013191024_disertasi_15-10-2024 bab 1-2.pdf
Download (2MB)
![[thumbnail of Dapus]](/style/images/fileicons/text.png)
P013191024_disertasi_15-10-2024 dp.pdf
Download (1MB)
![[thumbnail of Full Text]](/style/images/fileicons/text.png)
P013191024_disertasi_15-10-2024.pdf
Restricted to Repository staff only until 27 February 2027.
Download (4MB)
Abstract (Abstrak)
ABSTRAK SRI SASMITA DAHLAN. Kemampuan Digitalisasi Penyuluh dalam Mendorong Penguatan Kelembagaan Balai Penyuluhan Pertanian (Studi (dibimbing oleh Sitti Bulkis, Darmawan Salman, Aksan Djalaluddin). Latar Belakang Sebagai sumber informasi pertanian di daerah, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) diharuskan untuk menyesuaikan metode penyuluhan yang diterapkan karena kemajuan teknologi. Diperlukan perbaikan sistem penyuluhan yang dapat meningkatkan peran BPP sebagai lembaga penyuluhan. Penggunaan alat penyuluhan (digital extension tools) dalam penyuluhan pertanian telah mendorong berlangsungnya transfer informasi pertanian sebagai sasaran utama dalam penyuluhan untuk mengakses, berdiskusi dan berbagi informasi pengetahuan pertanian. Tujuan untuk menganalisis bentuk media digital yang digunakan penyuluh dalam mengakses informasi pertanian, melakukan pemetaan jejaring informasi penyuluh dalam mengakses, mengolah dan menyampaikan informasi pertanian kepada petani. Dan menganalisis pengaruh kemampuan digitalisasi penyuluh terhadap penguatan kelembagaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam melaksanakan penyuluhan berbasis digital. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, data dikumpulkan melalui wawancara kepada penyuluh pertanian di BPP di Maros. Untuk tujuan pertama analisis data mencakup kategorisasi data, interpretasi data, dan menarik kesimpulan, yang diolah menggunakan NVIVO. Untuk analisis jaringan sosial digunakan program Gephy. Untuk melihat faktor yang berpengaruh pada penguatan kelembagaan, digunakan data kuesioner dari 116 responden yang merupakan penyuluh di Kabupaten Maros, dan dianalisis menggunakan analisis SEM-PLS dan SMART PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuluh mengkombinasikan berbagai media digital sebagai sumber bahan penyuluhan dan saluran dalam menyebarkan inovasi teknologi kepengguna. Meskipun interaksi sosial antara penyuluh pertanian dengan petani berlangsung secara non face to face, pesan penyuluhan dapat diadopsi petani dan memberi dampak yang nyata. Institusi eselon II Kementerian Pertanian merupakan institusi sentral dalam jaringan penyuluh dan koordinator penyuluh merupakan perantara utama kegiatan tersebut. Penyuluh pembina merupakan aktor sentral sekaligus aktor perantara informasi antara penyuluh dengan sumber informasi, serta edukator bagi penyuluh lain. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kemampuan penyuluh berpengaruh signifikan terhadap penguatan kelembagaan BPP dalam penyuluhan berbasis digital sebesar 62.6% sedangkan 37,4% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Hal ini menggambarkan bahwa peningkatan kemampuan digitalisasi penyuluh terhadap penguatan BPP akan optimal bilamana disertai dengan kebijakan pemerintah pusat dan daerah, disertai dengan karakteristik penyuluh dan proses pembelajaran yang baik. Kesimpulan Efisiensi dan efektifitas akses dan penyampaian informasi secara digital oleh penyuluh kepada petani juga dipengaruhi oleh beragam faktor, salah satunyanya adalah jejaring interaksi dalam komunitas. Dibutuhkan kehadiran aktor sentral yang menjadi sumber informasi, dan aktor yang menjadi mediasi memperoleh informasi dan aktor yang mampu menjadi mediator dalam memproses dan meneruskan informasi pertanian secara digital. Kemampuan kelembagaan dalam melaksanakan penyuluhan berbasis digital dipengaruhi oleh kemampuan penyuluh dalam hal penguasaan teknologi informasi, mengakses, mengolah, dan mengirimkan informasi digital. Dibutuhkan kebijakan bersama pemerintah pusat dan daerah sebagai dasar regulasi pelaksanaan digitalisasi penyuluhan.
Item Type: | Thesis (Disertasi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Sosial Interactions, kualitatif, jaringan, digital, penyuluh |
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions (Program Studi): | Program Pascasarjana > Ilmu Pertanian |
Depositing User: | Unnamed user with username pkl2 |
Date Deposited: | 06 Mar 2025 00:53 |
Last Modified: | 06 Mar 2025 01:11 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/44461 |