PREVALENSI DAN IDENTIFIKASI PENANGANAN TINGKAT GANGGUAN REPRODUKSI PADA SAPI BETINA CROSSBREED DI KABUPATEN GOWA


Nur, Muhammad Muflih (2024) PREVALENSI DAN IDENTIFIKASI PENANGANAN TINGKAT GANGGUAN REPRODUKSI PADA SAPI BETINA CROSSBREED DI KABUPATEN GOWA. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of I012191008_tesis_03-04-2023 cover1.jpg]
Preview
Image
I012191008_tesis_03-04-2023 cover1.jpg

Download (267kB) | Preview
[thumbnail of I012191008_tesis_03-04-2023 bab 1-3.pdf] Text
I012191008_tesis_03-04-2023 bab 1-3.pdf

Download (871kB)
[thumbnail of I012191008_tesis_03-04-2023 dp.pdf] Text
I012191008_tesis_03-04-2023 dp.pdf

Download (299kB)
[thumbnail of I012191008_tesis_03-04-2023.pdf] Text
I012191008_tesis_03-04-2023.pdf

Download (2MB)

Abstract (Abstrak)

MUHAMMAD MUFLIH NUR (I012191008) Prevalensi dan Identifikasi Penanganan Gangguan Reproduksi Pada Sapi Croosbreed di Kabupaten Gowa. Dibimbing oleh MUHAMMAD YUSUF sebagai pembimbing utama dan AMBO AKO sebagai pembimbing anggota..
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebuntingan normal, abnormal dan mengidentifikasi, serta mendiagnosis faktor penyebab apabila ditemukan gangguan reproduksi dan memberikan treatment pengobatan serta mengevaluasi tingkat kejadian. Sebanyak 56 ekor induk sapi telah diperiksa dan digunakan dalam penelitian ini, pemeriksaan dengan usia kebuntingan yang berbeda dari 1-3 bulan sebnayak 7 ekor (12,50%), usia kebuntingan 4-6 bulan sebanyak 7 ekor (12,50%), dan usia kebuntingan 7-9 bulan sebanyak 20 ekor (35,71%). Palpasi rektal dilakukan untuk mengetahui kondisi uterus dan ovarium. Transrektal Ultrasonografi digunakan untuk melihat perkembangan organ reproduksi secara visual. Diagnosis palpasi rektal didasarkan pada bentuk, ukuran, penyelipan, ballottement dan desiran (fremitus) pada organ yang teraba, sedangkan interpretasi sonogram untuk USG didasarkan pada bentuk, ukuran, pergerakan, dan echogenicity yang tampil pada sonogram. Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisa secara deskriptif berdasarkan proporsi, persentase, nilai maksimum, nilai minimum, rerata dan simpangan baku. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat gangguan reproduksi pada ternak sapi betina croosbreed di Kabupaten Gowa sebesar 39,28%. Kista folikular 23,21%, Corpus luteum persisten 8.93%, infeksi saluran reproduksi 3,57% dan abortus 3,57% merupakan gangguan reproduksi yang ditemukan pada ternak sapi betina crossbreed di Kabupaten Gowa. Kondisi tubuh, headstrees dan asupan nutrisi yang berikan pada ternak yang rendah diduga merupakan faktor utama penyebab masalah ini.

Item Type: Thesis (Thesis)
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture
Divisions (Program Studi): Fakultas Peternakan > Ilmu dan Teknologi Peternakan
Depositing User: Nasyir Nompo
Date Deposited: 07 May 2025 01:18
Last Modified: 07 May 2025 01:18
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/44449

Actions (login required)

View Item
View Item