IBRAHIM, DIAH GEMALA (2024) HUBUNGAN KADAR LACRITIN AIR MATA TERHADAP DRY EYE DISEASE DAN TINGKAT KEPARAHANNYA PADA PASIEN DENGAN RHEUMATOID ARTHRITIS DAN SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS = Association of Tear Lacritin with Dry Eye Disease and Its Severity in Patients with Rheumatoid Arthritis and Systemic Lupus Erythematosus. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
![[thumbnail of Cover]](/44363/1.hassmallThumbnailVersion/C025201001_tesis_17-07-2024%20cover1.png)

C025201001_tesis_17-07-2024 cover1.png
Download (143kB) | Preview
![[thumbnail of Bab 1-2]](/style/images/fileicons/text.png)
C025201001_tesis_17-07-2024 1-2(FILEminimizer).pdf
Download (1MB)
![[thumbnail of Dapus]](/style/images/fileicons/text.png)
C025201001_tesis_17-07-2024 dp(FILEminimizer).pdf
Download (694kB)
![[thumbnail of Full Text]](/style/images/fileicons/text.png)
C025201001_tesis_17-07-2024(FILEminimizer).pdf
Restricted to Repository staff only until 27 February 2027.
Download (2MB)
Abstract (Abstrak)
Tujuan: Lakritin merupakan glikoprotein air mata yang berperan penting sebagai prosekretori, serta dalam proses survival dan mitogenik air mata. Penelitian kami meneliti kadar lakritin dalam air mata pasien rheumatoid arthritis (RA) dan systemic lupus erythematosus (SLE) dan meneliti hubungannya dengan dry eye disease (DED) dan tingkat keparahannya. Metode: Sebanyak 16 pasien dengan RA dan 48 pasien dengan SLE berpartisipasi dalam penelitian cross-sectional ini. Dari jumlah tersebut, 38 orang menderita DED sementara 26 orang non-DED. Secara total, 64 orang peserta menjalani pemeriksaan mata yang meliputi wawancara untuk mengetahui ocular surface disease index scores (OSDI), slit lamp biomicroscopy untuk mengetahui tear break-up time (TBUT) dan fluorescein tests, Schirmer I tests, and Meibography tests. Selanjutnya, sampel air mata dikumpulkan untuk mengetahui kadar lakritin dengan metode ELISA. Uji t independen, uji Mann-Whitney, uji Chi-square, dan uji Fisher digunakan untuk memeriksa hubungan antara karakteristik klinis, termasuk lakritin air mata, dan DED, sedangkan one-way ANOVA, uji Kruskal�Wallis, uji Chi-square, dan uji Fisher digunakan untuk memeriksa hubungan antara tingkat keparahan DED dengan karakteristik klinis termasuk lakritin. Untuk menyelidiki hubungan antara lakritin air mata dan variabel kontinyu, dilakukan uji korelasi Pearson dan Spearman. Selain itu, binary logistic regression dan plot decision analysis digunakan untuk memprediksi tingkat keparahan dan faktor-faktor yang terkait dengan DED. Hasil: Hasil ini menunjukkan bahwa lakritin menurun sejalan dengan meningkatnya derajat keparahan DED. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam kadar lakritin antara pasien DED dan non-DED (P = 0,021) dan antara non-DED dengan subkelompok derajat keparahan DED (P = 0,039). Selain itu, binary logistic regression mengungkapkan bahwa peningkatan risiko penyakit mata kering dikaitkan dengan bertambahnya usia (OR = 1,049; 95% CI, 1,001,1,0099; P = 0,44), penurunan ketebalan lapisan lipid (OR = 0,91; 95% CI 0,872,0,920; P = 0,001), dan kadar lakritin yang lebih rendah (OR = 0,667; 95% CI 0,484, 0,920; P = 0,013). Namun, berdasarkan plot decision analysis, derajat keparahan DED hanya dipengaruhi oleh dua faktor, termasuk ketebalan lapisan lipid dan NIBUT. Kesimpulan: Data ini menunjukkan bahwa DED pada pasien dengan RA dan SLE dikaitkan dengan usia, ketebalan lapisan lipid, dan lakritin. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya lakritin dalam patogenesis DED pada pasien dengan RA dan SLE.
Keyword : Lacritin, rheumatoid arthritis, systemic lupus erythematosus, evaporative dry eye, tears protein.
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Lacritin, rheumatoid arthritis, systemic lupus erythematosus, evaporative dry eye, tears protein. |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > PPDS Ilmu Penyakit Mata |
Depositing User: | Rasman |
Date Deposited: | 17 Apr 2025 00:35 |
Last Modified: | 17 Apr 2025 00:35 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/44363 |