Strategi Partai Golkar Dalam Merekrut Calon Legislatif Gen Z Di Kota Makassar = The Strategy of the Golkar Party in Recruiting Generation Z Legislative Candidates in Makassar City.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang digunakan oleh Partai Golkar dalam merekrut generasi Z sebagai kader partai. Generasi Z, yang terdiri dari individu yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, memiliki karakteristik unik yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya. Mereka tumbuh dalam era digital, memiliki akses yang luas terhadap informasi, dan cenderung memiliki pandangan yang lebih kritis terhadap politik. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang berbeda dalam upaya merekrut mereka ke dalam partai politik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus pada Partai Golkar. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan anggota partai yang terlibat dalam proses kaderisasi dan rekruitmen, serta dengan beberapa anggota generasi Z yang telah menjadi bagian dari Partai Golkar. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan mengidentifikasi strategi- strategi utama yang digunakan oleh partai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Partai Golkar mengadaptasi beberapa strategi untuk menarik minat generasi Z. Strategi tersebut antara lain melibatkan penggunaan media sosial sebagai alat kampanye dan komunikasi, pemberdayaan program-program yang berfokus pada isu-isu yang relevan bagi generasi muda, serta menciptakan ruang partisipasi yang inklusif dan kreatif. Selain itu, partai juga melakukan pendekatan personal dan informal untuk mendekatkan diri dengan calon kader dari generasi Z. Meskipun demikian, tantangan dalam menarik generasi Z tetap ada, terutama terkait dengan persepsi mereka terhadap politik dan partai politik secara umum. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keberhasilan Partai Golkar dalam merekrut generasi Z sangat bergantung pada kemampuan partai untuk memahami dan merespons kebutuhan serta nilai-nilai yang dianut oleh generasi ini. Rekomendasi yang diberikan meliputi peningkatan interaksi digital, penguatan program pendidikan politik yang berbasis pada pengalaman, serta penyesuaian kebijakan partai untuk lebih relevan dengan aspirasi generasi Z.