STUDY FOLLOW UP POST INTERVENSI PEMBERIAN KAPSUL DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) YANG DIPERKAYA ROYAL JELLY (MRJ) PADA IBU HAMIL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI UMUR 0 – 3 BULAN KEC. BATUI SELATAN DAN KEC. MOILONG KABUPATEN BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH = STUDY OF FOLLOW UP POST INTERVENTION OF MORINGA LEAF EXTRACT (MORINGA OLIFERA) ENRICHED WITH ROYAL JELLY (MRJ) TO PREGNANT WOMEN ON THE GROWTH AND DEVELOPMENT OF INFANTS AGED 0-3 MONTHS BATUI SELATAN AND MOILONG SUB-DISTRICT, BANGGAI DISTRICT, CENTRAL SULAWESI PROVINCE

ABSTRAK
DEWI FARADILLAH. Study Follow Up Post Intervensi pemberian ekstrak daun kelor (moringa olifera) yang diperkaya royal jelly (MRJ) terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 0-3 bulan (dibimbing oleh Veni Hadju dan Andi Nilawati Usman).
Latar Belakang: Stunting menjadi prioritas utama program pemerintah untuk dicegah. Stunting dapat dimulai sejak masa kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi atau menilai perbedaan rata-rata pertumbuhan berdasarkan berat badan menurut umur (BB/U), panjang badan menurut umur (PB/U), berat badan menurut panjang badan (BB/PB), Indeks Masa Tubuh (IMT) dan perkembangan. Metode: Desain penelitian observasional dengan studi kohort. Pertumbuhan diukur menggunakan timbangan bayi digital, pengukur panjang badan bayi, pengukur lingkar lengan bayi, pengukur lingkar kepala, dan pengukuran perkembangan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan. Sebanyak 63 ibu sampel yang telah diberikan kapsul atau tablet selama enam bulan pada Trimester 2 dan 3 mendapatkan sampel kelompok intervensi (MRJ) (n=31) sedangkan pada kelompok kontrol Multiple Micronutrient Supplement (MMS) (n=32). Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa Berat Badan/Umur (BB/Umur) pada saat lahir didapatkan nilai p-value > 0,05, dan bulan ketiga didapatkan nilai p-value > 0,05, namun pada umur satu bulan didapatkan nilai p-value (<0,05), dan bulan kedua nilai p-value <0,05. Panjang Badan/Umur (PB/U) sejak lahir hingga umur tiga bulan diperoleh nilai p-value > 0,05, sedangkan Berat Badan/Panjang Badan (BB/PB) diperoleh nilai p-value > 0,05, dan IMT didapatkan nilai p-value >0,05, dan Perkembangan nilai p-value > 0,05. Hal ini menunjukkan banyak faktor yang dapat terjadi pada kelompok kedua, dimana hasil dari uji statistik menunjukkan beberapa hal yang terjadi ada yang signifikan (p < 0,05) dan tidak signifikan (p > 0,05). Beberapa faktor yang mungkin terjadi adalah usia ibu, pendidikan, pendapatan keluarga, dan kebutuhan nutrisi ibu selama kehamilan. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua kelompok, kelompok intervensi (MRJ) dan kelompok kontrol (MMS), memiliki rata-rata BB/U, PB/U, dan BB/PB, IMT dan perkembangan, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. Hal ini didasarkan pada beberapa faktor yang mempengaruhi. Dengan demikian, jelas bahwa kedua kelompok memiliki efektivitas yang sama baiknya karena mengandung zat gizi mikro yang sama baiknya untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Selain itu, MRJ memiliki gizi mikro dan makro, sedangkan pada MMS hanya memiliki gizi mikro.