MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN KONTRAK RANCANG DAN BANGUN DENGAN PENDEKATAN ISO 31000:2018 (STUDI KASUS PROYEK JALAN TOL LAYANG PETTARANI)


Sudirman, Sudirman (2025) MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN KONTRAK RANCANG DAN BANGUN DENGAN PENDEKATAN ISO 31000:2018 (STUDI KASUS PROYEK JALAN TOL LAYANG PETTARANI). Thesis thesis, Universitas Hasanuddin Makassar.

[thumbnail of D012231058_tesis_31-12-2024  bab 1-2.pdf] Text
D012231058_tesis_31-12-2024 bab 1-2.pdf

Download (4MB)
[thumbnail of D012231058_tesis_31-12-2024 cover1.jpg]
Preview
Image
D012231058_tesis_31-12-2024 cover1.jpg

Download (422kB) | Preview
[thumbnail of D012231058_tesis_31-12-2024 dp.pdf] Text
D012231058_tesis_31-12-2024 dp.pdf

Download (175kB)
[thumbnail of D012231058_tesis_31-12-2024.pdf] Text
D012231058_tesis_31-12-2024.pdf
Restricted to Repository staff only until 24 February 2027.

Download (5MB)

Abstract (Abstrak)

SUDIRMAN. Manajemen Risiko Pada Proyek Konstruksi dengan Kontrak Rancang dan Bangun dengan Pendekatan ISO 31000:2018 (Studi Kasus Proyek Jalan Tol Layang Pettarani) (dibimbing oleh Rosmariani Arifuddin dan Fakhruddin).
Latar belakang: Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan terutama jalan tol layang memiliki tantangan dan risiko yang besar, sering kali risiko tersebut berulang dan serupa untuk proyek sejenis sehingga atas dasar tersebut penelitian ini dilakukan. Tujuan mengidentifikasi, menganalisis, mengendalikan dan memetakan risiko – risiko dominan pada pelaksanaan pembangunan Proyek Jalan Tol Layang Pettarani Makassar dengan pendekatan ISO 31000:2018. Metode: Kuesioner dikirimkan kepada 60 responden yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan proyek tersebut dan memiliki pengetahuan yang luas tentang risiko – risiko yang sering timbul dalam pelaksanaan proyek jalan atau jembatan layang. Variabel risiko dikelompokkan meliputi faktor manusia, metode, material, pendanaan, mesin, desain, lingkungan dan kontrak. Hasil: Dari 64 variabel risiko teridentifikasi ada 7 risiko dengan kategori tinggi dan moderat yang harus dikendalikan yaitu: [i]. Crane dan Launcher gantry collaps saat beroperasi, assembly ataupun dismantling. [ii]. Gangguan sosial, politik, budaya dan keamanan. [iii]. Tidak tersedianya data dan kompleksnya penanganan utilitas. [iv]. Kesalahan pengelolaan cashflow owner. [v]. Kerusakan properti warga sekitar. [vi]. Pekerjaan yang telah dilaksanakan tidak diakui karena tidak tercantum dalam BoQ atau kontrak. [vii]. Kekurangan gudang penyimpanan material dan peralatan. Atas risiko dominan tersebut diperlukan tindakan pengendalian risiko yaitu: [1]. Membuat SOP pengoperasian, melakukan inspeksi, comisioning, sertifikasi alat dan launcher gantry. [2]. Pendampingan jasa Consultant Engineering Service. [3]. Pekerjaan Assembly, pengoperasian dan dismantling dikerjakan vendor yang sama. [4]. Mengasuransikan alat, material dan pekerja pada perusahaan asuransi terpercaya. [5]. Menjaga kebugaran semua pekerja sehingga fit to work. [6]. Melakukan sosialisasi dan dokumentasi program CSR disekitar lokasi proyek. [7]. Merekrut warga, organisasi kemasyarakatan untuk menjadi pekerja, tenaga keamanan, penyedia jasa kantin, material atau peralatan yang tidak memerlukan spesifikasi tinggi. [8]. Mengsubkontrakkan pekerjaan pengamanan proyek kepada perusahaan security dan public relation yang profesional dan terpercaya. [9]. Meminta berita acara serah terima lahan dari owner termasuk data utilitas dibawah tanah. [10]. Melakukan inspeksi bersama dengan pemilik atau instansi pembina utilitas. [11]. Membuat rekening escrow antara owner, kontraktor dan vendor. [12]. Membuat kesepakatan cut off progress bulanan. [13]. Penyesuaian progress dengan realisasi penerimaan termyn. [14]. Membuat data base serta mengasuransikan property warga dan fasilitas umum disekitar proyek. [15]. Penyesuaian desain sesuai sifat kontrak. [16]. Melakukan serah terima pekerjaan secara parsial. [17]. Setiap permintaan perubahan harus tertulis. [18] Melakukan negosiasi harga untuk item pekerjaan baru. [18]. Pendatangan material secara parsial, [19]. Penggunaan material lokal. [20]. Penyimpanan alat dan material digudang vendor [21]. Penambahan sewa gudang. Kesimpulan: Upaya terus menerus dan konsisten dalam mengevaluasi dan monitoring risiko dapat mengurangi dan mengendalikan dengan baik risiko – risiko yang ada pada proyek tersebut.

Item Type: Thesis (Thesis)
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Teknik > Teknik Sipil
Depositing User: Unnamed user with username pkl2
Date Deposited: 16 Apr 2025 02:44
Last Modified: 16 Apr 2025 02:44
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/43945

Actions (login required)

View Item
View Item