PERBANDINGAN ANTARA EFEK TERAPI RISPERIDON DENGAN OLANZAPINE TERHADAP KADAR LEPTIN, BERAT BADAN DAN PERBAIKAN GEJALA KLINIS PADA PASIEN SKIZOFRENIA

Skizofrenia merupakan suatu gangguan dengan gejala klinis berupa gejala positif, gejala negatif dan disorganisasi. Saat ini second generation antipsychotic (SGA) banyak digunakan sebagai pengobatan lini pertama untuk Skizofrenia. Namun, SGA memiliki beberapa efek samping, salah satunya peningkatan berat badan. Leptin adalah hormon turunan adiposit, dipertimbangkan sebagai salah satu sinyal perifer rasa lapar yang mempengaruhi asupan makanan dan berat badan. Menilai dan mengelola efek samping merupakan bagian penting dari pengobatan karena menjadi salah satu faktor penyebab kepatuhan pengobatan yang tidak optimal dan tingginya tingkat penghentian pengobatan, sehingga mengarah ke kemungkinan kekambuhan gejala dan hasil jangka panjang yang buruk. Risperidone dan Olanzapine merupakan SGA yang paling banyak di gunakan untuk pasien Skizofrenia, khususnya di RSKD Dadi Prov Sulawesi Selatan. Adanya penemuan bermakna dalam penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai terapi mana yang paling mempengaruhi kadar leptin dan berat badan, dan terapi mana yang lebih baik dalam memperbaiki gejala klinis.

Tujuan:
Untuk mengetahui perbandingan antara efek terapi Risperidone dengan Olanzapine terhadap kadar leptin, berat badan dan gejala klinis pada pasien Skizofrenia.

Metode:
Penelitian eksperimental dengan mengukur pra dan post test dengan pemilihan kelompok acak pada pasien Skizofrenia yang dirawat inap di RSKD Dadi Prov. Sulawesi Selatan. Jumlah subjek 40, yang dibagi dalam kelompok Risperidone 20 subjek dan kelompok Olanzapine 20 subjek. Pada subjek kemudian dilakukan pengukuran berat badan, pemeriksaan kadar leptin serum dan dilakukan penilaian skor PANSS pada awal penelitian (baseline) dan pada pekan ke-6. Dilakukan uji chi-square, T-berpasangan, wilcoxon, mann-withney dan uji korelasi spearman untuk melihat kebermaknaan.
Hasil:
1. Terdapat penurunan kadar leptin pada subjek kelompok Risperidone maupun Olanzapine, namun kelompok Olanzapine lebih menurun dan bermakna signifikan secara statistik (p=0,025), sedangkan penurunan pada kelompok Risperidone tidak bermakna secara statistik.
2. Terdapat perubahan berat badan pada kedua kelompok subjek. Pada kelompok Olanzapine terjadi peningkatan berat badan, dan kelompok Risperidone terjadi penurunan berat badan. Namun perubahan berat badan pada kedua kelompok tidak bermakna secara statistik
3. Terdapat perbaikan gejala klinis pada kelompok Risperidone dan Olanzapine, namun perbandingan penurunan skor PANSS pada kedua kelompok tidak bermakna secara statistik.

Kelemahan Studi :
• Porsi makan dan kegiatan yang di lakukan oleh subjek selama di rawat di Rumah Sakit relatif sama, sehingga bias untuk menilai kenaikan berat badan akibat peningkatan nafsu makan.

Kesimpulan:
Risperidone dan Olanzapine mempunyai efek yang sama baiknya dalam memperbaiki gejala klinis pasien Skizofrenia. Olanzapine lebih besar menimbulkan efek peningkatan berat badan dan penurunan kadar leptin.