PROFIL HEMATOLOGI DAN KIMIA DARAH PADA SAPI REPEAT BREEDING SYNDROME SETELAH SINKRONISASI ESTRUS = HEMATOLOGY AND BLOOD CHEMISTRY PROFILE IN COWS WITH REPEAT BREEDING SYNDROME AFTER ESTRUS SYNCHRONIZATION


Ayub, Muhammad (2024) PROFIL HEMATOLOGI DAN KIMIA DARAH PADA SAPI REPEAT BREEDING SYNDROME SETELAH SINKRONISASI ESTRUS = HEMATOLOGY AND BLOOD CHEMISTRY PROFILE IN COWS WITH REPEAT BREEDING SYNDROME AFTER ESTRUS SYNCHRONIZATION. Skripsi thesis, UNIVERSITAS HASANNUDDIN.

[thumbnail of C031211031_skripsi_22-01-2025 bab 1-2.pdf] Text
C031211031_skripsi_22-01-2025 bab 1-2.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of C031211031_skripsi_22-01-2025 cover1.jpg]
Preview
Image
C031211031_skripsi_22-01-2025 cover1.jpg

Download (447kB) | Preview
[thumbnail of C031211031_skripsi_22-01-2025 dp.pdf] Text
C031211031_skripsi_22-01-2025 dp.pdf

Download (845kB)
[thumbnail of C031211031_skripsi_22-01-2025.pdf] Text
C031211031_skripsi_22-01-2025.pdf
Restricted to Repository staff only until 20 February 2027.

Download (2MB)

Abstract (Abstrak)

Latar Belakang. Permintaan akan daging sebagai sumber protein hewani di Indonesia terus meningkat seiring pertambahan penduduk, namun produksi daging dalam negeri masih mengalami defisit. Salah satu cara meningkatkan produktivitas ternak sapi adalah dengan memperbaiki manajemen reproduksi, yang kerap menghadapi kendala seperti Repeat Breeding Syndrome (RBS). RBS adalah kondisi di mana sapi betina gagal bunting setelah tiga kali atau lebih diinseminasi namun memiliki siklus estrus normal. Faktor seperti nutrisi, infeksi, dan perubahan hormonal memengaruhi kejadian RBS, yang berdampak pada keberhasilan reproduksi. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis profil hematologi dan kimia darah sapi dengan RBS untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam sindrom ini. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil hematologi dan kimia darah pada sapi yang mengalami RBS. Metode. Penyerentakan/sinkronisasi estrus dilakukan pada sapi yang mengalami RBS dengan dosis 2 ml/ ekor PGF2α secara intramuskuler, sebanyak dua kali dengan interval waktu 11 hari kemudian dilakukan pengambilan darah melalui vena jugularis lalu dilakukan Inseminasi buatan pada sapi dan dilakukan pemeriksaan kebuntingan. Hasil. Penelitian ini menganalisis profil hematologi dan kimia darah pada sapi dengan RBS untuk menilai dampaknya terhadap keberhasilan inseminaso buatan. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar parameter hematologi tidak berbeda signifikan antara sapi bunting dan tidak bunting, kecuali persentase mid (p=0.031) dan persentase gran (p=0.034) yang menunjukkan variasi penting dalam komposisi sel darah. Pada pemeriksaan kimia darah, Blood Urea Nitrogen (BUN) (p=0.004) dan rasio BUN/Kreatinin (p=0.006) menunjukkan perbedaan signifikan. Kesimpulan. Kesimpulannya, Persentase kebuntingan sapi dengan repeat breeding syndrome setelah dilakukan sinkronisasi estrus mencapai 50%. Profil hematologi menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada persentase MID (monosit, eosinofil, basofil) dan GRAN (granulosit) antara sapi yang bunting dan yang tidak bunting. Selain itu, profil kimia darah juga memperlihatkan perbedaan yang signifikan pada kadar Blood Urea Nitrogen (BUN) dan rasio BUN/kreatinin antara kedua kelompok tersebut.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Hematologi Darah, Kimia Darah, Repeat Breeding Syndrome (RBS),Sapi
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter Hewan
Depositing User: Unnamed user with username pkl2
Date Deposited: 09 Apr 2025 03:24
Last Modified: 09 Apr 2025 03:24
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/43754

Actions (login required)

View Item
View Item