PERBANDINGAN ESTIMASI VO2 MAX MENGGUNAKAN SIX MINUTE WALKING TEST PADA PENDERITA SINDROM METABOLIK DAN NON SINDROM METABOLIK DI PUSAT LAYANAN KESEHATAN PRIMER KOTA MAKASSAR


Erliana, Ine (2025) PERBANDINGAN ESTIMASI VO2 MAX MENGGUNAKAN SIX MINUTE WALKING TEST PADA PENDERITA SINDROM METABOLIK DAN NON SINDROM METABOLIK DI PUSAT LAYANAN KESEHATAN PRIMER KOTA MAKASSAR. D3 thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of C165201005_tesis_14-01-2025  bab 1-2.pdf] Text
C165201005_tesis_14-01-2025 bab 1-2.pdf

Download (2MB)
[thumbnail of C165201005_tesis_14-01-2025 cover1.jpg]
Preview
Image
C165201005_tesis_14-01-2025 cover1.jpg

Download (334kB) | Preview
[thumbnail of C165201005_tesis_14-01-2025 dp.pdf] Text
C165201005_tesis_14-01-2025 dp.pdf

Download (82kB)
[thumbnail of C165201005_tesis_14-01-2025.pdf] Text
C165201005_tesis_14-01-2025.pdf
Restricted to Repository staff only until 19 February 2027.

Download (3MB)

Abstract (Abstrak)

Tes Jalan Enam Menit (6MWT) umumnya digunakan untuk mengevaluasi kemampuan fungsional; namun, penggunaannya pada pasien dengan sindrom metabolik (MetS) dalam pengaturan perawatan primer jarang diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dan mengevaluasi estimasi VO2 max dengan tes jalan 6 menit antara orang dengan dan tanpa sindrom metabolik, termasuk berbagai variabel risiko. Metode : Penelitian cross-sectional ini melibatkan 134 orang (59 dengan MetS, 75 tanpa MetS) dari 20 layanan kesehatan primer di kota Makassar, Indonesia. Peserta menyelesaikan penilaian antropometri, pengambilan darah, dan Tes Jalan 6 Menit sesuai dengan standar yang ditetapkan. Rumus Nury digunakan untuk menghitung estimasi VO2 max. Tingkat aktivitas fisik dievaluasi melalui Kuesioner Aktivitas Fisik Internasional. Regresi logistik multivariat memeriksa karakteristik yang berkorelasi dengan kinerja 6MWT. Hasil : Peserta dengan MetS jauh lebih tua (55,17±10,86 vs 51,01±10,19 tahun, p=0,024) dan menunjukkan prevalensi diabetes melitus yang lebih tinggi (52,54% vs 20,00%, p<0,001) dan merokok (22,03% vs 9,33%, p=0,041). Jarak tempuh rata-rata 6MWT berkurang pada kelompok MetS (351,60±99,83 m vs. 361,44±84,14 m, p=0,537), seperti halnya estimasi VO2 max (13,60±5,03 vs. 14,97±4,39 ml/kg/menit, p=0,094), meskipun perbedaannya tidak signifikan secara statistik. Usia (OR 1,09, 95% CI 1,03-1,16, p=0,005) dan merokok (OR 12,30, 95% CI 1,02-14,85, p=0,048) merupakan prediktor signifikan dari gangguan kinerja 6MWT. Kesimpulan : Usia dan merokok, bukan hanya status MetS, merupakan prediktor penting dari penurunan kapasitas fungsional. Temuan ini menunjukkan bahwa teknik manajemen holistik yang menargetkan banyak variabel risiko sangat penting untuk meningkatkan hasil pada populasi perawatan primer.

Item Type: Thesis (D3)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Kedokteran > PPDS - Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Depositing User: Unnamed user with username pkl2
Date Deposited: 09 Apr 2025 07:50
Last Modified: 09 Apr 2025 07:50
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/43710

Actions (login required)

View Item
View Item