PERBANDINGAN NILAI SERUM KREATININ PRE DAN POST PERCUTANEOUS CORONARY INTERVENTION PADA PASIEN ACUTE CORONARY SYNDROME DENGAN PEMBERIAN TERAPI ACE-INHIBITOR ATAU ANGIOTENSIN II RESEPTOR BLOCKER DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO


Nahumury, Anastasia Febryanti (2025) PERBANDINGAN NILAI SERUM KREATININ PRE DAN POST PERCUTANEOUS CORONARY INTERVENTION PADA PASIEN ACUTE CORONARY SYNDROME DENGAN PEMBERIAN TERAPI ACE-INHIBITOR ATAU ANGIOTENSIN II RESEPTOR BLOCKER DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin Makassar.

[thumbnail of C165192008_tesis_14-01-2025 cover1.jpg]
Preview
Image
C165192008_tesis_14-01-2025 cover1.jpg

Download (426kB) | Preview
[thumbnail of C165192008_tesis_14-01-2025 bab 1-2.pdf] Text
C165192008_tesis_14-01-2025 bab 1-2.pdf

Download (5MB)
[thumbnail of C165192008_tesis_14-01-2025 dp.pdf] Text
C165192008_tesis_14-01-2025 dp.pdf

Download (124kB)
[thumbnail of C165192008_tesis_14-01-2025.pdf] Text
C165192008_tesis_14-01-2025.pdf
Restricted to Repository staff only until 19 February 2027.

Download (5MB)

Abstract (Abstrak)

Latar Belakang: Percutaneous Coronary Intervention (PCI) umum dilakukan dalam penatalaksanaan Sindrom Koroner Akut (SKA). Agen radiokontras beryodium yang digunakan dalam prosedur ini dapat meningkatkan kadar serum kreatinin (SCr), yaitu salah satu penanda dari fungsi ginjal, dan hal ini dapat menginduksi terjadinya contrast induced nephropathy (CIN). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil keluaran fungsi ginjal antara pengguna obat ACE-I/ARB dan non-pengguna yang dilakukan PCI pada pasien SKA. Metode: Penelitian kohort prospektif ini melibatkan 125 sampel pasien SKA yang dilakukan PCI. Pasien dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu mereka yang mendapat obat ACE-I/ARB sebelum PCI (n = 69), dan yang tidak mendapat obat ACE I/ARB (n=52). Pengambilan sampel darah SCr diambil sebelum dan 48-72 jam sesudah PCI. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pasien berjenis kelamin laki-laki (89,2 %) dan berusia 45 – 59 tahun. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat SCr antara yang mendapat obat ACE-I/ARB sebelum PCI dan yang tidak mendapat obat ACE-I/ARB, tetapi ada perbedaan yang signifikan diamati sesudah PCI (0.93 + 0.31 vs 0.81 + 0.25, p=0,027). Analisis statistik juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara terapi ACE-I/ARB dengan kejadian CIN (p=0,047). Kesimpulan: ACE-I/ARB tidak mempengaruhi delta SCr sesudah PCI secara signifikan tetapi angka kejadian CIN menunjukkan nilai yang signifikan pada pengguna ACE-I/ARB. Hal ini mungkin berhubungan dengan adanya faktor risiko dan penyakit penyerta pada pasien. Dosis yang diberikan mungkin tidak maksimal dan tidak digunakan dalam jangka panjang.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Kedokteran > PPDS - Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Depositing User: Unnamed user with username pkl
Date Deposited: 09 Apr 2025 06:13
Last Modified: 09 Apr 2025 06:13
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/43698

Actions (login required)

View Item
View Item