Analisis Beban Kerja Pekerja Konstruksi Gedung Berdasarkan National Aeronautics And Space Administration Task Load Index (NASA-TLX)= Analisis Beban Kerja Pekerja Konstruksi Gedung Berdasarkan National Aeronautics And Space Administration Task Load Index (NASA-TLX)

Pekerjaan dalam konstruksi bangunan membutuhkan beberapa aspek dalam pelaksanaannya. Dalam bekerja selama proses pembangunan gedung berlangsung, pekerja konstruksi banyak menggunakan sisi fisik yakni saat melakukan pembangunan struktur gedung seperti pemasangan pembesian ataupun saat pengecoran serta pekerja konstruksi juga menggunakan sisi mental untuk menghadapi tekanan, tuntutan hasil kerja yang baik dan sesuai dengan yang direncanakan dan tenggat waktu pekerjaan serta dalam memastikan pemasangan elemen elemen struktur terpasang dengan baik dan mutu material bangunan yang digunakan telah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan atau dengan kata lain dibutuhkan ketelitian yang sangat baik demi keberhasilan pekerjaan struktur tersebut. Maka dari itu penting untuk dilakukan pengukuran beban kerja pada pekerja konstruksi untuk menganalisis besaran nilai beban kerja yang dialami oleh berbagai pekerja konstruksi pada proyek ini. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah National Aeronautics and Space Administration Task Load Index (NASA-TLX). Metode ini sudah cukup terkenal terutama untuk mengukur besaran nilai beban kerja yang dialami oleh pekerja dengan pekerjaan yang memerlukan tingkat ketelitian tinggi seperti pekerjaan konstruksi. Berdasarkan hasil pengolahan serta perhitungan data beban kerja pekerja konstruksi dengan menggunakan metode National Aeronautics and Space Administration Task Load Index (NASA-TLX) terhadap 30 orang pekerja yang terlibat dalam Proyek Pekerjaan Pembangunan Gedung Parkir P10-P17 Gor Mall Panakukkang Makassar, didapatkan bahwa pekerja konstruksi yakni pekerja pembesian memiliki beban kerja yang paling tinggi dengan nilai rata-rata beban kerja 94,5 dan termasuk kedalam katergori sangat tinggi dengan rentang nilai beban kerja 80 – 100, kemudian pekerja konstruksi yakni mandor pembesian memiliki beban kerja yang paling rendah dengan nilai rata-rata beban kerja 65,9 dan termasuk kedalam katergori tinggi dengan rentang nilai beban kerja 50 – 79.