FILDZAH FADHLINA, AMILAH (2025) Profil Klinis dan Evaluasi Pengobatan Pasien Resistan Obat Anti Tuberkulosis di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Juni 2023 – Juni 2024. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin Makassar.
![[thumbnail of C011211014_skripsi_21-01-2025 cover1.jpg]](/43689/1.hassmallThumbnailVersion/C011211014_skripsi_21-01-2025%20cover1.jpg)

C011211014_skripsi_21-01-2025 cover1.jpg
Download (302kB) | Preview
![[thumbnail of C011211014_skripsi_21-01-2025 bab 1-2.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
C011211014_skripsi_21-01-2025 bab 1-2.pdf
Download (539kB)
![[thumbnail of C011211014_skripsi_21-01-2025 dp.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
C011211014_skripsi_21-01-2025 dp.pdf
Download (1MB)
![[thumbnail of C011211014_skripsi_21-01-2025.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
C011211014_skripsi_21-01-2025.pdf
Restricted to Repository staff only until 19 February 2027.
Download (1MB)
Abstract (Abstrak)
Latar Belakang. Tuberkulosis resistan obat (TB-RO) adalah jenis tuberkulosis dimana bakteri Mycobacterium tuberculosis menjadi resistan terhadap obat yang biasanya digunakan pada pasien tuberkulosis. Penyakit ini memerlukan tata laksana yang kompleks. Interaksi penggunaan obat memiliki berbagai efek samping dan setiap pasien memiliki keluhan yang berbeda antara satu sama lain. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil klinis dan evaluasi pengobatan pasien yang mengalami resistansi terhadap obat anti tuberkulosis. Metode. Penelitian dilakukan dengan desain observasional deskriptif menggunakan data rekam medis dan SITB. Hasil. Terdapat 29 pasien dengan tuberkulosis resistan obat, sebagian besar pasien berada dalam kelompok usia (35–44) tahun (31%) dan berjenis kelamin laki-laki (52%). Kasus TB-RO tertinggi adalah TB paru (96,5%). Mayoritas kasus berdasarkan riwayat pengobatan TB-RO sebelumnya adalah kasus baru (93,1%) dengan kasus TB sekunder sebanyak 16 orang (55.1%). Berdasarkan hasil uji kepekaan, kasus TB-MDR menjadi yang tertinggi (37.9%). Sebagian besar pasien memiliki status HIV negatif (58,6%) dan mengalami gejala klinis utama berupa batuk (100%). Sebanyak 58,6% pasien mengalami komorbid gizi kurang. Resistansi terhadap rifampisin tercatat pada 75,8% pasien, dengan 41,3% pasien resistan terhadap satu jenis obat. Jenis pengobatan yang paling banyak digunakan adalah Long Treatment Regimen (LTR) (55,1%). Status akhir pengobatan menunjukkan kematian sebagai angka tertinggi (34,4%). Efek samping utama meliputi peningkatan fungsi hati (3.4%) dan peningkatan Qtc (3.4%). Sebagian besar pasien tidak memiliki data hasil konversi biakan (65,5%), namun dari yang memiliki data, mayoritas mengalami konversi pada bulan kedua (13,7%). Kesimpulan. Pasien resistan obat anti tuberkulosis paling banyak pada kelompok usia 35 - 44 tahun, berjenis kelamin laki-laki, mengalami TB paru, kasus baru dan sekunder, berdasarkan uji kepekaan merupakan TB-MDR, status HIV negatif, gejala klinis berupa batuk, memiliki komorbid gizi kurang, mengalami resistansi terhadap rifampisin dan resistan terhadap 1 jenis obat, menggunakan paduan Long Treatment Regimen (LTR), sebagian besar mengalami kematian, efek samping yang muncul berupa peningkatan fungsi hati dan peningkatan Qtc, dan sebagian besar tidak memiliki hasil biakan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter |
Depositing User: | Unnamed user with username pkl2 |
Date Deposited: | 09 Apr 2025 05:35 |
Last Modified: | 09 Apr 2025 05:35 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/43689 |