Prevalensi dan Faktor Resiko Infeksi Cacing pada Anak Di Kota Makassar Tahun 2024


Palullungan, Grasia Oktaviani (2025) Prevalensi dan Faktor Resiko Infeksi Cacing pada Anak Di Kota Makassar Tahun 2024. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin Makassar.

[thumbnail of C011211121_skripsi_21-01-2025 bab 1-2.pdf] Text
C011211121_skripsi_21-01-2025 bab 1-2.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of C011211121_skripsi_21-01-2025 cover1.jpg]
Preview
Image
C011211121_skripsi_21-01-2025 cover1.jpg

Download (333kB) | Preview
[thumbnail of C011211121_skripsi_21-01-2025 dp.pdf] Text
C011211121_skripsi_21-01-2025 dp.pdf

Download (704kB)
[thumbnail of C011211121_skripsi_21-01-2025.pdf] Text
C011211121_skripsi_21-01-2025.pdf
Restricted to Repository staff only until 18 February 2027.

Download (2MB)

Abstract (Abstrak)

Latar Belakang: Infeksi cacing (kecacingan) adalah penyakit yang ditularkan melalui tanah, disebabkan oleh cacing seperti Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan Ancylostoma duodenale. Penyakit ini mengurangi kualitas kesehatan, gizi, kecerdasan, dan produktivitas, dengan gejala umum seperti diare, sakit perut, dan kelemahan. WHO mencatat sekitar 24% dari populasi dunia terinfeksi, dan anak-anak serta pekerja di sektor tertentu berisiko tinggi. Di Indonesia, prevalensi cacingan masih tinggi, antara 2,5%-62%, terutama di kalangan anak usia sekolah dengan sanitasi yang buruk. Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 15 Tahun 2017 mengupayakan penanggulangan cacingan dengan target penurunan prevalensi pada balita, anak prasekolah, dan anak sekolah dasar hingga 10% serta meningkatkan cakupan pemberian obat cacing minimal 75%.Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk melihat faktor risiko dan prevalensi infeksi cacing pada anak di Panti Asuhan Al Muhtadina dan anak pemulung di TPA Antang, melalui pemeriksaan feses untuk mendeteksi keberadaan parasit cacing.
Tujuan: Untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko infeksi cacing pada anak di Kota Makassar tahun 2024.
Metode Penelitian: Penelitian observasional deskriptif dengan metode cross-sectional melalui pemeriksaan feses metode Kato Katz yang dilakukan pada sampel yang dikumpulkan dari Anak Panti Asuhan Al Muhtadina dan Anak Pemulung di TPA Antang. Kemudian menilai faktor risiko melalui observasi tanya-jawab.
Hasil dan Pembahasan: Dari penelitian ini didapatkan sebanyak 44 sampel yang terdiri dari 9 anak yang terinfeksi cacing dan 35 anak yang tidak terinfeksi cacing. Faktor risiko yang dinilai yaitu kebiasaan mencuci tangan, penggunaan alas kaki, penggunaan jamban, kontak dengan tanah, dan kebiasaan memotong kuku. Didapati bahwa faktor risiko dengan odds ratio tertinggi yaitu kebiasaan mencuci tangan, kemudian diikuti kebiasaan memotong kuku, kontak dengan tanah dan penggunaan alas kaki. Sementara penggunaan jamban memiliki odds ratio paling rendah.
Kesimpulan: Anak yang tidak mencuci tangan 6,71 kali lebih berisiko terinfeksi cacing, anak yang tidak menggunakan alas kaki 2,73 kali lebih berisiko, anak yang sering kontak dengan tanah 3,31 kali lebih berisiko dan anak yang tidak memotong kuku 4,67 kali lebih berisiko terinfeksi cacing. Penggunaan jamban kurang signifikan, dengan risiko 1,33 kali lebih tinggi pada yang kadang tidak BAB di jamban.
Kata Kunci: Infeksi Cacing, Faktor Resiko, Pemeriksaan Feses, Anak, Mencuci Tangan, Alas Kaki, Jamban, Potong Kuku, Kontak dengan Tanah

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter
Depositing User: Unnamed user with username pkl2
Date Deposited: 21 Mar 2025 03:19
Last Modified: 21 Mar 2025 03:19
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/43557

Actions (login required)

View Item
View Item