Tren Faktor Risiko Perbandingan Outcome Penanganan Non-Operative Management Dan Operative Management Pada Pasien Dengan Trauma Ginjal di RSUP Wahidin Sudiruhusodo Periode 2019-2023

Latar Belakang: Trauma ginjal merupakan keadaan dimana parenkim atau sistem
pembuluh darah ginjal mengalami cedera dari kekuatan luar, seperti objek tumpul
ataupun tembus. Ginjal merupakan organ genitourinaria yang paling sering mengalami
trauma. Trauma ginjal terjadi pada 5% korban trauma dan merupakan 24% dari trauma
organ abdomen akibat trauma. Sebagian besar trauma ginjal disebabkan oleh trauma
abdomen tumpul (80% hingga 90%). Selama beberapa dekade terakhir, penanganan
trauma ginjal traumatik telah berkembawordng dari operasi eksploratif menjadi
penanganan non-operatif. Meskipun penanganan non-operatif pada sebagian besar
trauma ginjal tumpul telah ditetapkan secara tegas, penanganan non-operatif pada
trauma ginjal tembus dan berderajat tinggi masih terus menjadi perdebatan. Tujuan:
Untuk mengetahui karakteristik trend faktor risiko dan perbandingan outcome
penanganan non-operative management dan operative management pada pasien
dengan trauma ginjal di RSUP Wahidin Sudirohusodo periode tahun 2019 – 2023.
Metode: Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling dengan meneliti
catatan rekam medis pasien lalu melakukan studi observasi deskriptif untuk megetahui
trend faktor risiko dan studi analitik untuk membandingkan outcome penanganan.
Hasil: (1) Trend usia pasien trauma ginjal untuk kedua kelompok adalah ≥18 tahun.
(2) Trend jenis kelamin pada kelompok operatif adalah perempuan dan laki-laki pada
kelompok non-operatif. (3) Trend usia jenis trauma ginjal untuk kedua kelompok
adalah trauma tumpul. (4) Trend grading trauma pada pasien trauma ginjal untuk kedua
kelompok adalah grade IV. (5) Trend kestabilan hemodinamik pasien trauma ginjal
untuk kedua kelompok adalah hemodinamik stabil. (6) Trend adanya trauma penyerta
pasien trauma ginjal untuk kedua kelompok adalah disertai trauma lain. (7) Trend nilai
hemoglobin pasien trauma ginjal untuk kedua kelompok adalah <12 gr/dL. (8) Trend
nilai hematokrit pasien trauma ginjal untuk kedua kelompok adalah <37%. (9) Trend
lama perawatan pasien trauma ginjal untuk kelompok operatif adalah >14 hari dan 7 –
14 hari untuk kelompok non-operatif. (10) Trend transfusi pasien trauma ginjal untuk
kedua kelompok adalah dilakukan pemberian transfusi. (11) Tidak terdapat perbedaan
yang signifikan mengenai luaran ureum pada kedua kelompok (p = 0.846). (12) Tidak
terdapat perbedaan yang signifikan mengenai luaran kreatinin pada kedua kelompok (p
= 0.696). Kesimpulan: Trend faktor risiko dapat menunjukkan penentuan pilihan
penanganan pada pasien trauma ginjal. Pemilihan perawatan konservatif dilakukan
pada pasien yang cenderung stabil. Sebaliknya, keputusan untuk pembedahan lebih
dipilih pada pasien yang tidak stabil dan memiliki penyulit. Sementara itu, tidak
terdapat perbedaan signifikan pada luaran penanganan non-operative management dan
operative management pada pasien dengan trauma ginjal.
Kata kunci: Trauma ginjal, cedera ginjal, grade, penanganan non-operatif penanganan operatif