Tinjauan Sistematis: Hubungan Rinosinusitis Kronik dan Merokok

Latar belakang. Rinosinusitis kronik adalah inflamasi mukosa pada sinus paranasalis yang berlangsung selama 12 minggu atau lebih dengan gejala utama berupa hidung tersumbat atau beringus yang bisa disertai dengan nyeri wajah atau penurunan kemampuan menghidu. Asap rokok bisa mempengaruhi saluran napas dengan berbagai mekanisme, seperti menurunkan mucociliary clearance, meningkatkan produksi mukus, mengganggu transportasi ion klorida, hingga menekan fungsi imun. Tujuan. Mengetahui informasi mengenai hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian rinosinusitis kronik. Metode. Tinjauan sistematis ini mengumpulkan berbagai literatur dari PubMed dan Science Direct dengan menggunakan metode yang terstandarisasi berdasarkan pedoman Cochrane, untuk menyimpulkan hubungan antara rinosinusitis kronik dan merokok. Hasil. Sebanyak 3076 studi yang diperoleh dari pencarian disaring berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Akhirnya, 6 studi yang memenuhi kriteria diinklusi untuk dilakukan sintesis kualitatif. Tinjauan sistematis ini menilai hubungan rinosinusitis kronik dan merokok berdasarkan prevalensi, gejala dan kualitas hidup pasien, serta sebagai faktor risiko perlunya revisi BSEF (Bedah Sinus Endoskopi Fungsional). Kesimpulan. Pasien dengan riwayat merokok memiliki prevalensi lebih tinggi, diikuti dengan gejala dan kualitas hidup yang lebih buruk.