Firdaus, Muhammad (2025) PERBANDINGAN TEKNIK OPERASI LAPAROTOMI KOLESISTEKTOMI DENGAN LAPAROSKOPI KOLESISTEKTOMI PADA PASIEN KOLELITIASIS TERHADAP LAMA RAWAT INAP DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR TAHUN 2023. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin Makassar.
![[thumbnail of C011211067_skripsi_21-01-2025 bab 1-2.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
C011211067_skripsi_21-01-2025 bab 1-2.pdf
Download (761kB)
![[thumbnail of C011211067_skripsi_21-01-2025 cover1.jpg]](/43448/2.hassmallThumbnailVersion/C011211067_skripsi_21-01-2025%20cover1.jpg)

C011211067_skripsi_21-01-2025 cover1.jpg
Download (213kB) | Preview
![[thumbnail of C011211067_skripsi_21-01-2025 dp.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
C011211067_skripsi_21-01-2025 dp.pdf
Download (194kB)
![[thumbnail of C011211067_skripsi_21-01-2025.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
C011211067_skripsi_21-01-2025.pdf
Restricted to Repository staff only until 17 February 2027.
Download (997kB)
Abstract (Abstrak)
Latar Belakang: Kolelitiasis atau batu empedu adalah kondisi terbentuknya batu di kantung empedu yang tersusun dari kolesterol, bilirubin, dan empedu. Pada sebagian besar kasus, kolelitiasis tidak menunjukkan gejala, namun dapat menyebabkan nyeri perut kanan atas, mual, muntah, hingga komplikasi serius seperti kolesistitis, pankreatitis akut, dan kanker kantung empedu. Penyebab utamanya meliputi pengendapan kolesterol pada empedu, pengosongan kantung empedu yang lambat, serta obstruksi saluran empedu akibat penyempitan atau neoplasma. Kolelitiasis memengaruhi 10-20% populasi dewasa secara global, dengan prevalensi lebih tinggi pada wanita dan kelompok usia 50-70 tahun. Di Indonesia, prevalensi kolelitiasis belum diketahui secara menyeluruh, namun penelitian di RSU Anutapura Palu melaporkan angka kejadian mencapai 66% pada dewasa dan 28% pada lansia, dengan proporsi kasus lebih banyak pada wanita (70%). Tatalaksana kolelitiasis bergantung pada ukuran batu dan gejala, mencakup terapi farmakologis dan operatif. Operasi kolesistektomi menjadi standar perawatan, yang dapat dilakukan melalui teknik laparoskopi (minimal invasif) atau laparotomi (konvensional). Masing-masing teknik memiliki kelebihan dan kekurangan, khususnya terkait lama rawat inap pasien di rumah sakit, yang dapat memengaruhi risiko infeksi nosokomial, biaya, dan kondisi psikologis pasien. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membandingkan efektivitas kedua teknik ini dalam konteks lama rawat inap, terutama di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar tahun 2023.
Tujuan: Untuk mengetahui perbandingan teknik operasi laparotomi kolesistektomi dengan laparoskopi kolesistektomi pada pasien kolelitiasis terhadap lama rawat inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2023.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik cross-sectional dengan pendekatan retrospektif dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari rekam medis untuk mengetahui dan membandingkan lama rawat inap pasien kolelitiasis yang mendapatkan terapi operatif menggunakan metode laparotomi kolesistektomi dan metode laparoskopi kolesistektomi di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar tahun 2023.
Hasil dan Pembahasan: Sampel penelitian sebanyak 130 pasien kolelitiasis dimana 95 pasien terdiagnosis Koleltiasis tanpa Kolesistitis (73%) menjadi yang terbanyak dengan Laparoskopi Kolesistektomi merupakan tatalaksana uang paling umum dimana diberikan kepada 110 pasien (85%). Usia 40-60 tahun merupakan rentang usia yang paling umum ditemukan pada sampel dimana pasien berjenis kelamin perempuan adalah yang terbanyak yakini 93 pasien (72%). Berdasarkan Interpretasi IMT, kelompok dengan status gizi normal merupakan yang paling umum ditemukan dimana terdapat 47 kasus (36%). Pasien yang mendapatkan tatalaksana operatif dengan metode Laparotomi Kolesistektomi rata-rata mendapatkan rawat inap selama 7 hari sedangkan pada pasien yang mendapat metode Laparoskopi Kolesistektomi mendapatkan rata-rata lama rawat inap selama 3 hari dimana setelah dilakukan uji statistik ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna diantara keduanya.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan signifikan dalam lama rawat inap pasien kolelitiasis yang mendapatkan terapi operatif laparotomi kolesistektomi dan laparoskopi kolesistektomi.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter |
Depositing User: | Unnamed user with username pkl2 |
Date Deposited: | 13 Mar 2025 06:20 |
Last Modified: | 13 Mar 2025 06:20 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/43448 |