Muhammad, Fadillah Anugrah (2025) Hubungan antara Anestesi dan Gangguan Kognitif Pascaoperasi pada Lansia: Pendekatan Skoring Mini-Cog. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin Makassar.
![[thumbnail of C011211058_skripsi_21-01-2025 bab 1-2.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
C011211058_skripsi_21-01-2025 bab 1-2.pdf
Download (881kB)
![[thumbnail of C011211058_skripsi_21-01-2025 cover1.jpg]](/43440/2.hassmallThumbnailVersion/C011211058_skripsi_21-01-2025%20cover1.jpg)

C011211058_skripsi_21-01-2025 cover1.jpg
Download (358kB) | Preview
![[thumbnail of C011211058_skripsi_21-01-2025 dp.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
C011211058_skripsi_21-01-2025 dp.pdf
Download (1MB)
![[thumbnail of C011211058_skripsi_21-01-2025.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
C011211058_skripsi_21-01-2025.pdf
Restricted to Repository staff only until 17 February 2027.
Download (1MB)
Abstract (Abstrak)
Latar Belakang. Peningkatan populasi lansia global diiringi risiko gangguan kognitif pascaoperasi, terutama pada pasien yang menerima anestesi. Gangguan kognitif pascaoperasi dapat memengaruhi kualitas hidup lansia melalui penurunan fungsi kognitif. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dampak anestesi terhadap gangguan kognitif pascaoperasi pada lansia dengan menggunakan metode skoring Mini-Cog. Tujuan. Mengidentifikasi hubungan antara anestesi dengan gangguan kognitif pascaoperasi pada lansia dan faktor yang memengaruhinya. Metode. Penelitian ini menggunakan desain prospektif kohort selama dua minggu di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Sampel sebanyak 19 pasien lansia yang menjalani operasi dengan anestesi dipilih menggunakan metode consecutive sampling. Data primer dikumpulkan melalui pengisian kuesioner Mini-Cog, dan analisis data dilakukan menggunakan uji Wilcoxon dan alternatif uji chi-square, yaitu uji Fisher Exact dan uji Likelihood Ratio. Hasil. Mayoritas pasien merupakan kelompok lansia muda (60-69 tahun) sebanyak 73,7%. Jenis anestesi terbanyak adalah anestesi regional (52,6%). Tidak terdapat hubungan signifikan antara jenis anestesi dan gangguan kognitif pasaoperasi (p=0,570). Tidak ditemukan perbedaan signifikan pada fungsi kognitif sebelum dan pascaoperasi (p =0,356). Sebaliknya, terdapat hubungan signifikan antara tingkat pendidikan dan gangguan kognitif pascaoperasi (p=0,049). Pasien dengan pendidikan rendah memiliki risiko lebih tinggi terhadap gangguan kognitif. Kesimpulan. Tidak ditemukan hubungan antara anestesi, jenis kelamin, maupun jenis operasi dengan gangguan kognitif pascaoperasi. Namun, tingkat pendidikan secara signifikan memengaruhi risiko gangguan kognitif pascaoperasi. Penelitian lanjutan dengan cakupan lebih luas disarankan untuk memperkuat temuan ini.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter |
Depositing User: | Unnamed user with username pkl2 |
Date Deposited: | 13 Mar 2025 05:47 |
Last Modified: | 13 Mar 2025 05:47 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/43440 |