FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TB PARU RELAPS PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR DAN JEJARINGNYA PERIODE 2022 - 2023

RAIQA AMALIAH ISMAIL. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian TB Paru Relaps Pada Pasien di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassae dan Jejaringnya Periode 2022 - 2023 (dibimbing oleh Irawaty Djaharuddin)
Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru relaps merupakan kejadian kekambuhan pada pasien yang sebelumnya telah sembuh atau tuntas menjalani pengobatan TB paru, dengan faktor risiko seperti usia, jenis kelamin, status gizi, merokok, dan penyakit penyerta. Penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor yang berperan dalam kejadian relaps diperlukan khususnya di wilayah Indonesia Timur, sebagai wilayah dengan beban TB tertinggi di Indonesia sebagai upaya mendukung strategi eliminasi TB. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian TB Paru Relaps di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar dan jejaringnya. Metode Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain case control. Analisis data dilakukan menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik chi-square dan uji regresi logistik. Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, RSUD Labuang Baji Makassar, dan RSUD Daya Makassar pada bulan September - November 2024. Hasil Jumlah sampel pada penelitian ini masing - masing berjumlah 31 pasien TB Paru Relaps dan 31 pasien TB Paru Non-Relaps. Kedua sampel tersebut didominasi oleh kelompok usia produktif, berjenis kelamin laki - laki, dan bekerja. Perbedaan keduanya terletak pada riwayat merokok, status gizi, dan penyakit penyerta. Pada pasien TB relaps mayoritas pasien memiliki riwayat merokok, status gizi kurang, dan memiliki riwayat penyakit. Sedangkan pada pasien TB non relaps mayoritas pasien tidak memiliki riwayat merokok, status gizi normal, dan tidak memiliki penyakit penyerta. Hasil analisis statistik didapatkan nilai uji statistik Chi-square berupa p-value 0,002 (<0,05) dan nilai uji statistik regresi logistik Sig.0,012 (<0,05) untuk riwayat merokok. Pada riwayat penyakit juga didapatkan nilai p-value 0,004 (<0,05) yang mengindikasikan adanya hubungan signifikan antara kedua variabel tersebut terhadap kejadian TB Paru Relaps. Pada variabel lain seperti usia, jenis kelamin, dan pekerjaan didapatkan nilai p-value dan Sig.>0,05 sehingga tidak ada hubungan signifikan antara ketiga variabel tersebut terhadap kejadian TB Paru Relaps
Kesimpulan Terdapat hubungan bermakna antara riwayat merokok dan riwayat penyakit penyerta terhadap kejadian TB Paru Relaps.