Erica Lande Randabunga', Alda (2025) Gambaran Asupan Protein Hewani dan Nabati, Keragaman Pangan, serta Status Gizi (PB/U) pada Anak Usia 6-23 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Maros Baru, Kabupaten Maros. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin Makassar.
![[thumbnail of K021201035_skripsi_02-08-2024 bab I-II.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
K021201035_skripsi_02-08-2024 bab I-II.pdf
Download (6MB)
![[thumbnail of K021201035_skripsi_02-08-2024 cover1.jpg]](/43147/2.hassmallThumbnailVersion/K021201035_skripsi_02-08-2024%20cover1.jpg)

K021201035_skripsi_02-08-2024 cover1.jpg
Download (339kB) | Preview
![[thumbnail of K021201035_skripsi_02-08-2024 dapus.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
K021201035_skripsi_02-08-2024 dapus.pdf
Download (1MB)
![[thumbnail of K021201035_skripsi_02-08-2024.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
K021201035_skripsi_02-08-2024.pdf
Restricted to Repository staff only until 13 February 2027.
Download (8MB)
Abstract (Abstrak)
Latar belakang: ASI dapat memenuhi kebutuhan zat gizi pada bayi 0-6 bulan. Namun setelah berusia 6 bulan kebutuhan zat gizi bayi meningkat seiring dengan bertambahnya usia sehingga anak perlu diperkenalkan dengan MPASI yang beragam dan kaya akan protein baik protein hewani maupun nabati untuk mendukung pertumbuhan anak. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan protein hewani dan nabati, keragaman pangan, serta status gizi (PB/U) pada anak usia 6-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Maros Baru. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan desain cross-sectional. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik multistage simple random sampling sebanyak 171 baduta berusia 6-23 bulan. Asupan zat gizi diukur menggunakan kuesioner food recall 24-jam dan keragaman pangan menggunakan kuesioner MDDC. Hasil: Terdapat sebanyak 42,7% baduta yang mengalami stunting. Asupan protein harian dari MPASI pada baduta stunting (15,80 gr) lebih rendah dibanding dengan baduta tidak stunting stunting (19,65 gr). Asupan protein hewani harian dari MPASI pada baduta stunting (11,10 gr) lebih rendah dibanding dengan baduta tidak stunting (17,15 gr). Asupan protein nabati dari MPASI pada baduta stunting (2,30 gr) lebih tinggi dibanding dengan baduta tidak stunting (1,90 gr). Tingkat keragaman konsumsi pangan pada baduta stunting lebih rendah dibandingkan dengan baduta yang tidak stunting. Kesimpulan dan saran: Asupan protein total harian dan asupan protein hewani harian dari MPASI pada baduta stunting lebih rendah dibandingkan dengan baduta yang tidak stunting, tingkat keragaman pangan pada baduta stunting lebih rendah dibandingkan dengan baduta yang tidak mengalami stunting. Perlu adanya program gizi kesehatan bagi baduta stunting mengenai pemberian MPASI yang kaya akan protein, komponennya beragam, dan porsi yang tepat sesuai dengan kebutuhan gizi anak untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kesehatan Masyarakat > Ilmu Gizi |
Depositing User: | Unnamed user with username pkl2 |
Date Deposited: | 10 Mar 2025 02:58 |
Last Modified: | 10 Mar 2025 02:58 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/43147 |