APLIKASI HORMONAL PRIMING DAN TRICHODERMA ASPERELLUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH ASAL BIJI BOTANI = APPLICATION OF HORMONAL PRIMING AND TRICHODERMA ASPERELLUM ON THE GROWTH AND PRODUCTION OF TRUE SHALLOT SEED


IRMAYANTI, IRMAYANTI (2024) APLIKASI HORMONAL PRIMING DAN TRICHODERMA ASPERELLUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH ASAL BIJI BOTANI = APPLICATION OF HORMONAL PRIMING AND TRICHODERMA ASPERELLUM ON THE GROWTH AND PRODUCTION OF TRUE SHALLOT SEED. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
G012222012_tesis_24-09-2024 cover1.png

Download (513kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
G012222012_tesis_24-09-2024 1-2(FILEminimizer).pdf

Download (606kB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
G012222012_tesis_24-09-2024 dp(FILEminimizer).pdf

Download (639kB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
G012222012_tesis_24-09-2024(FILEminimizer).pdf
Restricted to Repository staff only until 10 February 2027.

Download (1MB)

Abstract (Abstrak)

IRMAYANTI. “Aplikasi Hormonal Priming dan Trichoderma asperellum terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah Asal Biji Botani” (dibimbing oleh Syatrianty A. Syaiful dan Tigin Dariati) Latar Belakang. Perkecambahan benih bawang merah seringkali tidak seragam dan berdaya tumbuh rendah. Hormonal priming dan penggunaan mikroba merupakan salah satu teknik yang dapat meningkatkan daya kecambah dan peningkatan produksi. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh hormonal priming dan Trichoderma asperellum dalam menunjang pertumbuhan dan produksi bawang merah asal biji botani. Metode. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Benih Tanaman serta Kebun Percobaan Teaching Farm, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Penelitian terdiri dari 2 tahap percobaan. Percobaan laboratorium menggunakan rancangan acak lengkap terdiri dari 4 perlakuan yaitu priming aquadest, auksin, sitokinin dan giberelin. Percobaan lapangan menggunakan rancangan petak terpisah. Dosis Trichoderma asperellum sebagai petak utama terdiri dari 3 taraf; 0 kg ha-1, 400 kg ha-1 dan 800 kg ha-1, sedangkan anak yaitu jenis hormonal priming; aquadest, auksin, sitokinin dan giberelin. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan hormonal priming dan Trichoderma asperellum. priming giberelin menunjukkan daya kecambah tertinggi 90,60%, indeks vigor kecambah 646,42% dan panjang plumula 5,44 cm, hasil terbaik pada jumlah daun (10,65 helai), laju pertumbuhan tanaman (3,63), umur panen (78,78 hari), berat segar umbi (29,16 g), produktivitas (19,94 t ha-1) berbeda secara signifikan dengan perlakuan lainnya. Perlakuan priming auksin menunjukkan hasil terbaik pada total padatan terlarut daun (5,38 °brix) dan umbi (10,02 °brix). Perlakuan Trichoderma asperellum 800 kg ha-1 menunjukkan hasil terbaik pada jumlah daun (10,76 helai), laju pertumbuhan tanaman (4,14), laju pertumbuhan relatif (0,70), kejadian layu fusarium (0,88%), berat segar tanaman (34,34 g), berat kering tanaman (28,02 g), diameter umbi (3,39 cm), berat segar umbi (27,94 g) dan berat kering umbi (24,92 g). Kesimpulan. Tidak terdapat interaksi antara hormonal priming dan Trichoderma asperellum terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah. Tetapi perlakuan priming giberelin memperlihatkan hasil yang terbaik dibanding perlakuan lainnya. Sementara itu, untuk perlakuan Trichoderma asperellum 800 kg ha-1 memberikan hasil terbaik dibanding perlakuan lainnya.

Keyword : Hormonal priming, Trichoderma asperellum, True Shallot Seed.

Item Type: Thesis (Thesis)
Uncontrolled Keywords: Hormonal priming, Trichoderma asperellum, True Shallot Seed.
Subjects: S Agriculture > SB Plant culture
Divisions (Program Studi): Fakultas Pertanian > Agroteknologi
Depositing User: Rasman
Date Deposited: 04 Mar 2025 06:16
Last Modified: 04 Mar 2025 06:16
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/42800

Actions (login required)

View Item
View Item