Pola Perubahan Dimensi Rebung Bambu Kuning Selama Proses Pengeringan

Rebung kuning termasuk rebung banyak disukai oleh masyarakat, rebung bambu kuning dikenal masyarakat sebagai bahan makanan, yaitu di jadikan sayur dan dibuat menjadi tepung, rebung bambu kuning juga mengandung banyak
manfaat untuk kesehatan. Tetapi rebung kuning dalam ketersedian produksi sangat kurang pada saat musim hujan dan karakteristiknya yang mudah busuk dan rusak dalam waktu singkat. Hal ini perlu dilakukan pengeringan untuk memperpanjang masa penyimpanan dan memiliki masa dormansi yang lebih lama. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola hubungan antara dimensi dan kadar air rebung bambu kuning selama proses pengeringan. Parameter perlakuan dalam penelitian ini mencakup dua level perubahan suhu, yaitu 45 ºC dan 55 ºC dengan menggunakan alat pengering tipe batch dryer dimana sampel yang digunakan yaitu ukuran 2×2×2 cm sebanyak 10 sampel dan 3×3×2 cm sebanyak 8 sampel. Sedangkan parameter pengamatan, yaitu perubahan dimensi (panjang, lebar, tebal) serta perubahan berat selama proses pengeringan. Perubahan dimensi digunakan dalam perhitungan perubahan volume dan luas permukaan rebung bambu kuning. Sedangkan untuk perubahan berat rebung bambu kuning sebagai basis untuk perhitungan kadar air terdiri dari kadar air basis kering (KAbk) dan basis basah (KAbb), perhitungan volume penyusutan dan luas permukaan. Pada penelitian ini menggunakan metode analisis data dengan melihat tren data setelah digrafikkan berupa linear dan polinomial dengan keakuratan didasarkan pada nilai R2 dari persamaan tren yang diperoleh. Hasil penelitian ini menunjukkan model Polinomial orde-3 yang digunakan pada pengujian dengan ukuran sampel A yaitu 2×2×2 dan sampel B yaitu 3×3×2 dikeringkan pada suhu 45 ºC dan 55 ºC memiliki nilai R2 yang tinggi dan dikategorikan tingkat hubungan yang sangat kuat sebagai model yang terbaik untuk mempresentasikan perubahan dimensi rebung bambu kuning selama proses pengeringan