Felita, Alya (2024) PERBANDINGAN KETAJAMAN VISUALISASI DALAM MENGUKUR LUAS LESI ULSER INTRAORAL MENGGUNAKAN BLUE LIGHT PANJANG GELOMBANG 445NM. Skripsi thesis, unhas.
![[thumbnail of J011211158_skripsi_03-12-2024 bab1-2.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
J011211158_skripsi_03-12-2024 bab1-2.pdf
Download (3MB)
![[thumbnail of J011211158_skripsi_03-12-2024 cover1.jpg]](/42292/2.hassmallThumbnailVersion/J011211158_skripsi_03-12-2024%20cover1.jpg)

J011211158_skripsi_03-12-2024 cover1.jpg
Download (374kB) | Preview
![[thumbnail of J011211158_skripsi_03-12-2024 dp.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
J011211158_skripsi_03-12-2024 dp.pdf
Download (5MB)
![[thumbnail of J011211158_skripsi_03-12-2024.pdf]](/style/images/fileicons/text.png)
J011211158_skripsi_03-12-2024.pdf
Restricted to Repository staff only until 24 October 2026.
Download (12MB)
Abstract (Abstrak)
ALYA FELITA. Perbandingan Ketajaman Visualisasi dalam mengukur Luas Lesi Ulser Intra oral menggunakan Blue Light Panjang Gelombang 445 nm (dibimbing oleh Erni Marlina, drg.,Ph.D.,Sp.PM.Sub.Inf(K))
Latar Belakang : Lesi ulser adalah penyakit mukosa mulut yang sering terjadi dan memengaruhi sekitar 20% populasi. Biasanya, ini merupakan penyakit yang berulang dan dapat menimbulkan dampak klinis yang signifikan. Ketika kanker dan lesi terdeteksi pada tahap awal, maka kemungkinan penyakit tersebut dapat diatasi dengan lebih efektif dan sembuh sepenuhnya meningkat. Lesi pra kanker ini sering kali terlewatkan karena tidak menimbulkan rasa sakit saat muncul. Sebanyak 70% kanker mulut biasanya terdeteksi pada tahap yang sudah cukup lanjut. Diasumsikan bahwa teknologi skrining tambahan yang baru-baru ini diperkenalkan, seperti visualisasi perangkat fluoresensi yang menggunakan mekanisme autofluoresensi, memungkinkan dokter untuk mendeteksi epitel displasia dan OSCC pada tahap awal. Karena adanya masalah tersebut, peneliti berencana untuk mengembangkan biosensor optik yang menggunakan cahaya biru dengan panjang gelombang 445 nm. Data kemudian akan dianalisis melalui komputer untuk mempermudah pemantauan luas lesi. Penggunakan alat dimulai dengan inspeksi intra oral di bawah cahaya biru. Biasanya, mukosa normal memiliki berwarna biru tua, sedangkan sel abnormal cenderung terlihat lebih gelap. Hal ini disebabkan oleh kemampuan sel-sel di dalam rongga mulut untuk memancarkan cahaya biru dari alat pemancar cahaya. Fungsi utama alat ini adalah untuk meningkatkan visualisasi, sehingga memperjelas perbedaan antara jaringan yang normal dan yang mengalami kelainan, membantu operator dalam mendeteksi masalah intraoral lebih awal. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan desain observasional. Metode pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Sampel pada penelitian adalah pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data menggunakan data primer dari statistik deskriptif gambaran visualisasi. Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa cahaya biru panjang gelombang 445nm murni dari kamera intra oral memvisualisasikan luas lesi ulser lebih baik dibanding kamera intra oral dan cahaya biru 445nm dengan campuran cahaya putih.
Kata Kunci : Lesi Ulser, Cahaya Biru
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RK Dentistry |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter |
Depositing User: | Unnamed user with username pkl2 |
Date Deposited: | 03 Mar 2025 01:13 |
Last Modified: | 03 Mar 2025 01:13 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/42292 |