Analisis Faktor Risiko Stunting pada Anak Usia 6-23 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanralili Kabupaten Maros


Agussalim, Agussalim (2024) Analisis Faktor Risiko Stunting pada Anak Usia 6-23 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanralili Kabupaten Maros. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
K012221011_tesis_05-07-2024 bab I-II.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
K012221011_tesis_05-07-2024 cover1.jpg

Download (394kB) | Preview
[thumbnail of Daftar Pustaka] Text (Daftar Pustaka)
K012221011_tesis_05-07-2024 dapus.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Fulltext] Text (Fulltext)
K012221011_tesis_05-07-2024.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)

Abstract (Abstrak)

Latar Belakang. Kualitas generasi Indonesia masih dihadapkan pada tantangan prevalensi stunting yang masih tinggi. Prevalensi stunting diseluruh dunia sebesar 22,3% atau 148,1 juta anak di bawah usia 5 tahun terkena dampaknya pada tahun 2022. Prevalensi stunting di Indonesia tahun 2022 diangka 21,6% melebih dari target standar WHO sebesar 20%. Tujuan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Metode. Penelitian ini menggunakan desain studi case control. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode exhaustive samping dengan perbandingan 1:1, sebanyak 260 sampel yang terdiri dari 130 kasus dan 130 kontrol. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dengan kuesioner. Analisis data menggunakan program stata versi 17. Analisis bivariat menggunakan uji Odds Rasio. Uji Mantel Haenszel digunakan untuk Analisis stratifikasi sedangkan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil. Faktor risiko stunting yaitu usia ibu <20 atau >35 tahun (OR=1,953; 95%CI=1,03-3,73), pendapatan keluarga menengah kebawah (OR=1,948; 95%CI=1,01-3,82), ibu dengan riwayat anemia (AOR=2,04; 95%CI=1,23-3,18), ibu dengan riwayat kekurangan energi kronik (OR=2,261; 95%CI=1,21-4,29), anak dengan riwayat berat badan lahir rendah (AOR=2,27; 95%CI=1,13-4,56), pemberian ASI eksklusif (OR=2,448; 95%CI=1,24-4,96) dan sanitasi rumah yang buruk (OR=2,226; 95%CI=1,01-5,13;), sedangkan riwayat antenatalcare bukan merupakan faktor risiko stunting (AOR=1,69;95%CI=0,96-2,98). Ibu yang bekerja merupakan faktor protektif terhadap kejadian stunting (OR=0,819). Analisis multivariat menunjukkan bahwa pemberian ASI Eksklusif menjadi faktor risiko yang dominan terhadap kejadian stunting. Kesimpulan. Pemberian ASI Eksklusif menjadi faktor penentu kejadian stunting pada anak usia 6 - 23 bulan di Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Perlunya program yang terintegrasi dan multisektoral agar pemenuhan hak anak atas ASI Eksklusif dapat terpenuhi sehingga target Sustainable Development Goals (SDGs) ke-2 yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 dapat tercapai.

Item Type: Thesis (Thesis)
Uncontrolled Keywords: stunting; asi eksklusif; anemia; berat badan lahir rendah
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine
Depositing User: Andi Milu
Date Deposited: 22 Jan 2025 02:41
Last Modified: 22 Jan 2025 02:41
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/41728

Actions (login required)

View Item
View Item