PRINSIP KEHATI-HATIAN PERBANKAN DALAM PEMBERIAN FASILITAS KREDIT DENGAN JAMINAN TAMBAHAN BERUPA JAMINAN PERORANGAN = PRINCIPLES OF BANKING PRUDENCE IN PROVIDING CREDIT FACILITIES WITH ADDITIONAL GUARANTEES TO INDIVIDUAL GUARANTEES

Reagen Allo Padang (B022201008). PRINSIP KEHATI-HATIAN PERBANKAN DALAM PEMBERIAN FASILITAS KREDIT DENGAN JAMINAN TAMBAHAN PADA JAMINAN PERORANGAN. Dibimbing oleh Winner Sitorus sebagai Pembimbing Utama dan Marwah sebagai Pembimbing Pendamping. Peneltian ini bertujuan untuk (1) mengevaluasi bentuk prinsip kehati-hatian Bank dalam penyaluran kredit modal kerja dengan jaminan tambahan berupa jaminan perorangan (Personal guarantee), dan (2) mengevaluasi bentuk perlindungan hukum yang diperoleh kreditor/Bank pemegang jaminan perorangan apabila debitor wanprestasi. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian hukum normatif. metode pendekatan yang dipakai peneliti untuk memperoleh informasi dari berbagai aspek perihal isu yang dicari kebenarannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan undang-undang (statute approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach), Jenis dan sumber bahan hukum pada penelitian ini adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Pengumpulan bahan hukum dapat dilakukan dengan studi perundang-undangan dan studi kepustakaan. Bahan hukum yang dikumpulkan kemudian diseleksi, disusun secara logis dan sistematis kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil dalam penelitian ini adalah (1) Bentuk prinsip kehati-hatian bank dalam penyaluran kredit modal kerja dengan jaminan tambahan berupa jaminan perorangan, bahwa kewajiban untuk menerapkan prinsip kehati-hatian khususnya dalam pemberian kredit merupakan aturan yang harus dijalankan perbankan sebagai upaya dalam meminimalisir resiko, seperti resiko kredit, resiko pasar, resiko operasional, resiko likuiditas, resiko hukum, resiko reputasi, resiko strategic dan resiko kepatuhan; (2)Bentuk perlindungan hukum terhadap bank pemegang jaminan perorangan apabila debitor wanprestasi realitanya bank pemegang jaminan perorangan apabila debitor wanprestasi, tidak begitu kuat. Hal itu dikarenakan jaminan perseorang tidak menentukan secara jelas tentang benda yang dijaminkan, melainkan hanya memiliki hubungan langsung dengan pihak penjamin (penanggung). Jaminan perseorangan tidak menjadikan pihak bank berada pada kedudukan yang didahulukan (pereferen) bila mana terjadi wanprestasi. Kata Kunci : Jaminan Perorangan, Kredit, Perbankan.

Keyword: Jaminan Perorangan, Kredit, Perbankan