EVALUASI PROSPEK ENDAPAN NIKEL LATERIT BERDASARKAN REKONSTRUKSI MODEL GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN HASIL EKSPLORASI GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE = EVALUATION OF PROSPECTS FOR LATERITE NICKEL DEPOSITS BASED ON RECONSTRUCTION OF SUBSURFACE GEOLOGICAL MODELS RESULTING FROM GEOELECTRIC EXPLORATION DIPOLE-DIPOLE CONFIGURATION

Indonesia memiliki potensi sumber daya mineral yang melimpah. Salah satu sumber daya terbesar adalah nikel laterit, yang bernilai ekonomis tinggi dan permintaannya terus meningkat. Tahap awal yang krusial dalam pengembangan sumber daya mineral ini adalah eksplorasi, yang memerlukan pemahaman mendalam tentang geologi bawah permukaan, termasuk identifikasi litologi, penentuan ketebalan lapisan bijih dan distribusinya. Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi model geologi bawah permukaan endapan bijih nikel laterit di lokasi penelitian menggunakan metode geolistrik konfigurasi dipole-dipole. Tujuan utamanya adalah mengetahui variabilitas litologi, mengestimasi volume lapisan pembawa bijih nikel, serta mengetahui penyebaran dan menentukan daerah prospek endapan nikel laterit di lokasi penelitian, yaitu Blok X PT Baula Petra Buana di Kecamatan Tinanggea, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luas lebih kurang 60,45 Ha. Metode penelitian melibatkan pengukuran geolistrik dengan konfigurasi dipole-dipole untuk mendapatkan data resistivitas bawah permukaan. Data ini kemudian diolah menggunakan perangkat lunak khusus geolistrik Geotomo Res2dinv dan dikorelasikan dengan data pengeboran. Pemodelan geologi dilakukan dengan perangkat lunak Seequent Leapfrog Geo 5.1 untuk menghasilkan model 3D dari endapan nikel laterit. Hasil penelitian menunjukkan adanya tiga lapisan litologi, yaitu lapisan bedrock dengan resistivitas 31,95 hingga 3.300 Ωm, lapisan saprolit dengan resistivitas 0 hingga 31,95 Ωm, dan lapisan batuan sedimen dengan resistivitas 31,95 hingga 165 Ωm. Volume lapisan pembawa bijih nikel (saprolit) yang diperoleh dari hasil pemodelan mencapai 6.343.600 m³. Validasi litologi dilakukan dengan membandingkan data pengeboran yang telah ada dengan data dari hasil pemodelan geologi untuk memastikan keakuratan model geologi, di mana perbedaan nilai di setiap titik kedalaman dirata-ratakan sehingga diperoleh nilai koreksi akhir sebesar ±20%. Daerah potensial endapan nikel laterit ditentukan berdasarkan ketebalan saprolit, yaitu 30 hingga 50 m, yang berada di bagian selatan dan timurlaut lokasi penelitian, dan direkomendasikan sebagai daerah prospek.

Keywords : nikel laterit, eksplorasi mineral, geolistrik resistivitas, model geologi, PT Baula Petra Buana