NILAI HOMEOSTATIC MODEL ASSESSMENT-INSULIN RESISTANCE (HOMA-IR) PADA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN MIKROALBUMINURIA

Hasan: Nilai homeostatic model assessment-insulin resistance (HOMA-IR) pada penderita hipertensi dengan mikroalbuminuria (dibimbing oleh: Syakib Bakri)
Hipertensi merupakan salah satu penyebab dari penyakit ginjal kronik. Mikroalbuminuria (MA) pada penderita hipertensi merupakan tanda awal dari perubahan hemodinamik dan kerusakan struktural dari ginjal.
Resistensi insulin (RI) merupakan suatu keadaan terjadinya gangguan respon metabolik terhadap kerja insulin, sehingga untuk mempertahankan kadar glukosa plasma tertentu dibutuhkan kadar insulin yang lebih tinggi, dalam hal ini terjadi hiperinsulinemia. Penderita hipertensi sering disertai dengan RI/hiperinsulinemia. Insulin juga diketahui berpengaruh terhadap hemodinamik ginjal. Adanya RI di klinik diketahui dengan mengukur nilai homeostatic model assessment-insulin resistance (HOMA-IR) Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara nilai HOMA-IR pada subyek hipertensi dengan MA, dan pengaruh peningkatan nilai HOMA-IR serta adanya MA terhadap penurunan LFG.
Penelitian dilakukan terhadap 60 penderita hipertensi, pria, usia 40-70 tahun yang rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RSU Labuang Baji Makassar. Diagnosis hipertensi ditegakkan bila tekanan darah sistolik (TDS) 140 mmHg atau tekanan darah diastolik (TDD) 90 mmHg. Nilai HOMA-IR ditentukan dengan rumus : kadar insulin puasa (U/ml) x gula darah puasa (mmol/L)/22.5. Nilai HOMA-IR dibagi dalam kuartil dimana kuartil IV dianggap sebagai nilai HOMA-IR yang tinggi dan kuartil I-III dianggap nilai HOMA-IR tidak tinggi. Mikroalbuminuria ditentukan berdasarkan pengukuran ratio albumin (mg)/kreatinin (g) urin. Disebut MA apabila ekskresi albumin urin : 30 - 299 mg albumin/g kreatinin urin. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) diukur menggunakan rumus Cockroft – Gault :72 x kreatinin (140 umur) x Berat Badan(kg) Klirens Kreatinin 
Didapatkan 21 subyek dengan MA dan 39 subyek dengan normoalbuminuria. Rerata lingkar pinggang, HOMA-IR, TDS, TDD, kadar kreatinin dan kadar insulin lebih tinggi secara bermakna pada subyek hipertensi dengan MA dibandingkan subyek hipertensi normoalbuminuria, masing-masing 88.90 vs 84.44 cm (p=0.050), 2.02 vs 1.33 (p=0.008), 184.76 vs 175.38 mmHg (p=0.004), 112.62 vs 105.26 mmHg (p=0.018), 1.28 vs 1.12 mg% (p=0.004), dan 9.94 vs 6.13 U/ml (p=0.012). Pada nilai HOMA-IR kuartil IV ditemukan rerata laju ekskresi albumin urin 62.87 mg albumin/g kreatinin dibandingkan kuartil I dengan rerata laju ekskresi albumin urin 12.56 mg albumin/g kreatinin, maka risiko terjadinya MA pada nilai HOMA-IR kuartil IV 7,43 kali lebih besar dibandingkan dengan kuartil I sebagai standar. Risiko terjadinya penurunan LFG pada subyek hipertensi MA dan mempunyai nilai HOMA-IR kuartil IV sebesar 1,25 kali dibandingkan dengan subyek hipertensi normoalbuminuria dan mempunyai nilai HOMA-IR kuartil I. Dari analisis regresi linier tidak didapatkan adanya hubungan antara interaksi nilai HOMA-IR dan MA dengan LFG pada penderita hipertensi.
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa nilai HOMA-IR yang tinggi berkorelasi dengan laju ekskresi albumin urin pada penderita hipertensi. Tidak ditemukan hubungan antara interaksi nilai HOMA-IR yang tinggi dan adanya MA dengan penurunan LFG.
Kata kunci: mikroalbuminuria, hipertensi, resistensi insulin, laju filtrasi glomerulus.