Analisis Ekstrak Tiga Varietas Jahe (Zingiber officinale)Terhadap Daya Hambat Bakteri Aeromonas hydrophyla, Hematologi dan Respon Imun Ikan Lele (Clarias gariepinus) = Analysis of Extracts of Three Ginger Varieties (Zingiber officinale) on the Inhibitory Power of Aeromonas hydrophyla Bacteria, Hematology and Immune Response of Catfish (Clarias gariepinus)

Latar Belakang. Ikan lele (Clarias gariepinus) merupakan spesies akuakultur penting, khususnya di Indonesia. Infeksi bakteri Aeromonas hydrophila dengan prevalensi yang tinggi pada ikan lele budidaya berdampak negatif pada produksi dan menimbulkan kerugian ekonomi.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan Ekstrak Jahe dalam menghambat dan membunuh bakteri A. hydrophila pada Ikan Lele serta respon hematologi dan imun ikan lele. Metode. Tiga varietas jahe (Zingiber officinale var Rubrum, Z. officinale var Amarum, dan Z. officinale var. Officinarum) diekstraksi menggunakan etanol lalu dilakulan uji daya hambat dan uji Minimum Inhibiting Concentration (MIC) untuk menentukan ekstrak jahe yang mampu menghambat bakteri A. hydrophila. Metode penelitian experimen dengan rancangan acap lengkap (RAL) terdiri atas lima perlakuan dengan masing-masing tiga kali ulangan, sehingga terdapat 15 satuan percobaan. Perlakuan pada penelitian ini adalah dosis ekstrak jahe merah dalam pakan, yaitu perlakuan A: 50 ppm, B: 100 ppm, C: 150 ppm, D: 200 ppm, E : Tanpa ekstrak. Pemeliharaan hewan uji selama 14 hari di Hatchery Fakultas ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin Makassar. Hewan uji yang digunakan adalah Ikan Lele. Parameter yang diamati uji fitokimia, daya hambat, uji MIC, hematologi dan respon imun. Hasil. Uji fitokimia menunjukkan bahwa semua ekstrak mengandung fenolik, alkaloid, dan flavonoid. Uji MIC menunjukkan ekstrak jahe merah 50 ppm memiliki nilai absorbansi 0.653, mendekati nilai Chloramphenicol sebagai kontrol positif (0.590) jika dibandingkan jahe emprit (0.726) dan jahe gajah (0.885). Pada Uji Daya hambat menunjukkan ekstrak jahe merah memiliki zona bening yang tergolong kuat dibanding ekstrak jahe emprit dan ekstrak jahe gajah. Ekstrak jahe merah dengan berbagai konsentrasi (50, 100, 150, 200 ppm) dicampur dengan pakan komersial dan diberikan kepada ikan lele selama 14 hari pemeliharaan. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan (P>0,05) pada jumlah sel eritrosit dan sel leukosit antar perlakuan. Namun, terdapat pengaruh signifikan (P<0,05) pada limfosit dan monosit, tetapi tidak pada neutrofil (P>0,05). Aktivitas fagositosis tidak menunjukkan pengaruh signifikan dari semua perlakuan (P>0,05), sementara aktivitas lisozim menunjukkan perbedaan signifikan (P<0.05) antara penambahan ekstrak yang lebih tinggi dibandingkan kontrol. Kesimpulan. Penelitian ini merekomendasikan penggunaan ekstrak jahe merah dengan konsentrasi 125 ppm untuk meningkatkan performa hematologi dan respon imun ikan lele terhadap infeksi A. hydrophila. Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang potensi jahe sebagai agen imunostimulan dalam akuakultur.

Kata kunci : Aeromonas hydrophila, Ikan Lele, Hematologi, Respon Imun.