Analisis Indeks Kualitas Udara dan Dampak Kesehatan Masyarakat Kota Makassar

Indonesia tergolong menjadi salah satu negara dengan kualitas udara yang harus diwaspadai. Laju pertumbuhan penduduk yang semakin cepat sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia. Salah satu kebutuhan utama yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat indonesia adalah kendaraan. Hal ini yang menjadi alasan mengapa di hampir semua kota besar di Indonesia, kemacetan menjadi masalah utama. Salah satu, wilayah di Indonesia yang memiliki masalah kemacetan adalah Kota Makassar.
Tingginya penggunaan kendaraan tentu sejalan dengan semakin banyaknya beban pencemar. Padatnya penggunaan kendaraan di Kota Makassar tentu sangat mengkhawatirkan mengingat semakin tingginya polutan yang dikeluarkan oleh kendaraan tersebut seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), hidrokarbon (HC), sulfur dioksida (SO2), timah hitam (Pb) dan karbon dioksida (CO2) yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui baik buruknya kualitas udara di suatu wilayah untuk menentukan sikap apa yang harus dilakukan,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Indeks Kualitas Udara Kota Makassar berdasarkan parameter NO2 dan SO2, serta untuk mengetahui dampak kesehatan yang dirasakan masyarakat akibat kualitas udara. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik observasional analitik desain studi cross sectional. Populasi dalam penelitian udara ambien dan seluruh masyarakat Kota Makassar. Sampel peneltian ini diambil dari 5 lokasi yaitu (Kecamatan Biringkanaya. Manggala, Makassar, Tamalate, dan Wajo).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 5 lokasi yang telah diukur konsentrasi NO2 dan SO2. Kelimanya tidak berada di atas ambang batas yang telah ditetapkan. Adapun nilai Indeks Kualitas Udara yang didapatkan berdasarkan parameter yang diukur adalah 97,1 dikategorikan baik berdasarkan kategori ideal Indeks Kualitas Udara Nasional. Selain itu, dari hasil wawancara terhadap 250 responden, sebanyak 14 responden yang merasa setuju bahwa udara disekitarnya mengganggu aktivitas sehari-harinya, 41 responden merasa tidak terganggu dan sisanya ragu-ragu. Responden yang memilih ragu-ragu menganggap bahwa kualitas udara di Kota Makassar belum cukup baik namun juga belum sampai pada tahap mengganggu aktivitas sehari-hari mereka.